UNMAHA – Dunia kerja saat ini telah mengalami perubahan besar seiring perkembangan teknologi, tuntutan globalisasi, dan perubahan pola pikir generasi pekerja. Di satu sisi, modernisasi membawa efisiensi dan fleksibilitas, tetapi di sisi lain juga melahirkan tantangan baru yang tidak bisa diabaikan. Tiga isu yang sering menjadi sorotan dalam diskusi mengenai tantangan dalam dunia kerja modern adalah burnout, beban kerja (workload) yang tinggi, dan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan (work-life balance).
Artikel ini akan membahas tantangan dalam dunia kerja modern tersebut secara mendalam serta implikasinya terhadap produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Burnout
Burnout bukanlah istilah baru, namun dalam beberapa tahun terakhir istilah ini semakin populer seiring meningkatnya kasus kelelahan ekstrem di kalangan pekerja. Menurut World Health Organization (WHO), burnout merupakan sindrom akibat stres kerja yang berkepanjangan dan belum berhasil dikelola dengan baik. Gejalanya mencakup kelelahan, sinisme atau perasaan negatif terhadap pekerjaan, serta penurunan efektivitas profesional.
1. Penyebab Burnout
Salah satu penyebab utama burnout adalah tekanan kerja yang terus-menerus tanpa waktu istirahat yang memadai. Banyak perusahaan mendorong karyawannya untuk mencapai target ambisius dalam waktu singkat. Ditambah lagi dengan budaya kerja yang mengagungkan “kerja lembur” sebagai bentuk dedikasi, menjadikan burnout sebagai hal yang sulit dihindari. Selain itu, ketidakjelasan peran dan ekspektasi yang berlebihan dari atasan juga turut mempercepat kelelahan mental.
Kamu ingin belajar bisnis yang menyediakan banyak benefit buat kamu? Sekarang kamu bisa loh mendapatkan penghasilan tambahan tanpa kamu harus stok barang, tapi kamu juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih yuk gabung sekarang dan raih cuan tanpa batas dengan bergabung reseller laptop di Adolo.Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan hubungi Admin melalui WhatsApp.
2. Dampak Burnout bagi Individu dan Organisasi
Individu yang mengalami burnout tidak hanya akan mengalami penurunan performa kerja, tetapi juga rentan terhadap masalah kesehatan seperti gangguan tidur, depresi, dan penyakit jantung. Bagi organisasi, burnout menyebabkan penurunan produktivitas, meningkatnya tingkat absensi, serta biaya turnover yang tinggi akibat karyawan memilih resign atau pindah kerja.
Workload
Beban kerja atau workload yang tinggi menjadi tantangan utama di banyak industri. Dengan kemajuan teknologi, banyak perusahaan mengharapkan efisiensi yang lebih tinggi dari karyawannya. Akibatnya, satu orang sering kali harus menangani tugas yang sebelumnya dilakukan oleh beberapa orang.
Penyebab Workload antara lain:
1. Peningkatan Beban Kerja dalam Era Digital
Teknologi seharusnya membantu pekerjaan menjadi lebih ringan, tetapi dalam kenyataannya sering terjadi sebaliknya. Email yang masuk tanpa henti, grup chat pekerjaan yang aktif selama 24 jam, serta tuntutan untuk “selalu siap” membuat batas antara jam kerja dan jam pribadi menjadi kabur. Di era kerja jarak jauh (remote working), banyak karyawan merasa justru bekerja lebih lama dibanding saat mereka bekerja di kantor.
2. Efek Jangka Panjang dari Workload Berlebih
Workload yang berlebihan berdampak negatif terhadap kualitas pekerjaan. Alih-alih menyelesaikan tugas dengan baik, karyawan justru terburu-buru agar semua tugas selesai tepat waktu. Hal ini bisa menimbulkan kesalahan kerja, stres, dan kehilangan motivasi. Dalam jangka panjang, perusahaan juga dirugikan karena performa tim menjadi tidak optimal.
Kamu ingin Menguasai Cara Menganalisis dan Mengukur Keberhasilan Pemasaran Bisnis? Kursus yang diajarkan oleh Google Career Certificates dengan Mentor dari Universitas Mahakarya Asia siap mengantarkan kamu dalam menguasai keterampilan analisis pemasaran bisnis. Karena mengukur kesuksesan kampanye pemasaran adalah kunci untuk memastikan bahwa setiap upaya yang dilakukan memberikan hasil yang maksimal.
Work-Life Balance
Konsep work-life balance atau keseimbangan hidup dan kerja semakin mendapat perhatian, terutama di kalangan generasi milenial dan generasi Z yang lebih menghargai waktu pribadi dibanding lembur yang tak berkesudahan. Mereka mulai mempertanyakan budaya kerja yang mengorbankan kehidupan sosial dan keluarga demi karier.
Penyebab Work Life Balance antara lain:
1. Tantangan dalam Mewujudkan Work-Life Balance
Meskipun penting, mewujudkan work-life balance bukanlah hal mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari beban kerja, tekanan dari atasan, hingga ekspektasi diri sendiri. Dalam beberapa perusahaan, budaya kerja yang kompetitif mendorong karyawan untuk bekerja lebih dari waktu yang ditentukan demi mendapat pengakuan atau promosi. Hal ini sering kali terjadi secara tidak sadar dan dianggap sebagai hal yang “normal”.
2. Strategi Membangun Work-Life Balance
Beberapa strategi dapat dilakukan oleh individu maupun organisasi untuk menciptakan work-life balance. Bagi individu, penting untuk menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi.
Misalnya, tidak membalas pesan pekerjaan setelah jam kerja atau mengambil cuti secara rutin untuk menyegarkan pikiran. Sementara itu, organisasi bisa berkontribusi dengan menetapkan kebijakan fleksibilitas jam kerja, mendukung remote working, dan menyediakan layanan konseling atau wellbeing bagi karyawan.
Baca juga: 7 Pekerjaan Teknologi yang Diminati Gen Z
Menghadapi Tantangan dengan Pendekatan yang Holistik
Tantangan dunia kerja modern tidak bisa dihindari, namun bisa dikelola dengan pendekatan yang holistik. Artinya, baik individu maupun perusahaan harus bekerja sama menciptakan ekosistem kerja yang sehat dan manusiawi. Budaya kerja yang sehat bukan hanya tentang target dan angka, tetapi juga tentang bagaimana organisasi memperlakukan manusia sebagai manusia, bukan mesin.
1. Peran Perusahaan dalam Menanggulangi Tantangan Ini
Perusahaan memiliki peran sentral dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental dan fisik. Kebijakan seperti cuti sakit yang fleksibel, pelatihan manajemen stres, serta komunikasi yang terbuka antara atasan dan bawahan bisa menjadi langkah awal. Pemimpin perusahaan juga harus menjadi contoh dalam menjaga work-life balance agar tidak terjadi kesenjangan antara kebijakan dan praktik di lapangan.
2. Tanggung Jawab Individu untuk Menjaga Kesehatan Kerja
Di sisi lain, individu juga perlu bertanggung jawab atas kesejahteraan dirinya sendiri. Kesadaran akan pentingnya istirahat, olahraga, makan sehat, serta menjaga hubungan sosial harus menjadi bagian dari gaya hidup. Jangan ragu untuk mengatakan “tidak” pada tugas tambahan jika memang sudah di luar kapasitas, dan jangan merasa bersalah saat mengambil waktu untuk diri sendiri.
Membangun Masa Depan Kerja yang Lebih Manusiawi
Dunia kerja modern memang penuh tantangan, tetapi bukan berarti tidak ada solusi. Dengan kolaborasi antara organisasi dan individu, kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan seimbang.
Burnout, workload yang berlebihan, dan work-life imbalance bukan hanya masalah individu, tetapi masalah sistemik yang membutuhkan kesadaran dan tindakan bersama. Masa depan dunia kerja harus mengarah pada keseimbangan antara produktivitas dan kemanusiaan. Karena pada akhirnya, manusia bukan hanya pekerja—tetapi juga individu yang membutuhkan istirahat, relasi, dan makna hidup di luar pekerjaan.
Universitas Mahakarya Asia hadir sebagai tempat yang cocok buat bertumbuh menjadi generasi emas. Buat kamu yang sedang mencari program studi impian kamu kini Program Sarjana Manajemen adalah pilihan tepat untuk mewujudkan impian kamu!
Tidak hanya mempelajari teori, tetapi kamu juga akan mendapatkan pengalaman langsung melalui proyek nyata, magang di perusahaan terkemuka, dan bimbingan dari dosen profesional. Dan ada juga kursus bahasa jepang gratis buat kamu yang berminat loh!
Selain itu, ada yang lebih menarik di UNMAHA menyediakan banyak beasiswa dari beasiswa pemerintah maupun swasta yang bisa kamu dapatkan. Beasiswanya yang pemotongan SPP sampai beasiswa full yang pastinya sangat membantu kamu dalam menata masa depanmu. Atau kamu ingin kuliah sambil kerja? Tenang di UNMAHA juga menyediakan kelas malam buat kamu yang sudah berkarier.
Dengan kurikulum komprehensif yang mencakup manajemen sumber daya manusia, strategi operasional, hingga analisis keuangan, kamu akan dibekali dengan keterampilan praktis dan wawasan strategis yang siap diaplikasikan di dunia bisnis nyata. Yuk cari info lebih lanjut mengenai program studi dan kamu dapat konsultasi langsung di PMB UNMAHA Daftarkan diri kamu sekarang dan wujudkan mimpi kamu bersama kami.
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma