UNMAHA – Kamu pasti udah sering dengar istilah hard skill dan soft skill, apalagi kalau kamu lagi di fase kuliah, cari kerja, atau udah kerja. Dua istilah ini sering muncul di CV, lowongan kerja, bahkan pelatihan pengembangan diri. Namun, tidak semua orang benar-benar paham perbedaan hard skill dan soft skill dan seberapa pentingnya dua jenis keterampilan ini dalam dunia kerja.
Banyak orang yang fokus mengasah kemampuan teknis, seperti menguasai software desain, coding, akuntansi, atau data analysis. Tapi sering lupa bahwa kemampuan berkomunikasi, kerja tim, dan berpikir kritis juga punya peran besar dalam menentukan keberhasilan karier. Karena pada kenyataannya, perusahaan tidak hanya cari orang yang jago kerja, tapi juga bisa kerja sama.
Nah, daripada kamu bingung harus mulai dari mana, penting banget buat kamu paham secara utuh perbedaan hard skill dan soft skill, biar tahu langkah apa yang perlu kamu ambil ke depannya.
Perbedaan Hard Skill dan Soft Skill
1. Definisi Hard Skill dan Soft Skill
Hard skill adalah kemampuan teknis yang bisa kamu pelajari lewat jalur formal seperti kuliah, kursus, atau pelatihan. Contohnya seperti kemampuan mengoperasikan Excel, bahasa pemrograman, bahasa asing, atau membuat laporan keuangan.
Sedangkan soft skill adalah kemampuan non-teknis yang lebih berkaitan dengan cara kamu berinteraksi, berpikir, dan menyelesaikan masalah. Contohnya seperti kemampuan komunikasi, manajemen waktu, kerja tim, dan kepemimpinan.
2. Cara Mengukur dan Membuktikan Keduanya
Hard skill biasanya lebih gampang diukur karena ada bukti fisiknya. Kamu bisa tunjukkan lewat sertifikat, hasil ujian, atau portofolio kerja yang konkret sebagai bentuk pencapaian kemampuanmu.
Berbeda dengan soft skill, yang cenderung lebih subjektif dan dinilai dari pengalaman, perilaku, dan cara kamu merespons situasi. Biasanya, perusahaan menilai ini lewat interview, role play, atau penilaian saat magang dan bekerja.
3. Relevansi Keduanya di Dunia Kerja Modern
Di era kerja modern seperti sekarang, perusahaan butuh orang yang bukan hanya pintar secara teknis, tapi juga adaptif dan bisa kerja bareng orang lain. Tidak cukup hanya jago coding atau presentasi, tapi juga harus bisa terima kritik dan bekerja di bawah tekanan.
Contohnya, seorang UI/UX designer bukan hanya dituntut menguasai tools seperti Figma atau Adobe XD (hard skill), tapi juga harus mampu mendengarkan kebutuhan user dan berkolaborasi dengan tim developer (soft skill).
Mana yang Lebih Dicari Perusahaan?
Faktanya, survei global dari berbagai platform karier menunjukkan bahwa soft skill semakin dicari dan dihargai tinggi. Karena perusahaan sadar, seseorang yang punya soft skill bagus lebih fleksibel dan mudah diajak berkembang dalam tim.
Tapi bukan berarti hard skill jadi tidak penting, ya. Justru kombinasi keduanya yang bikin kamu punya nilai lebih. Kamu jadi bisa bersaing lebih baik dibanding kandidat lain yang hanya kuat di salah satu sisi.
BACA JUGA: Mengupas Perbedaan Hard Skill dan Soft Skill, Mana yang Lebih Penting di Dunia Kerja
Cara Mengembangkan Keduanya Secara Seimbang
Kamu bisa mulai dari hard skill dengan ikut pelatihan, kursus online, atau ambil jurusan kuliah yang sesuai bidang yang kamu minati. Misalnya, kamu bisa belajar desain grafis, digital marketing, atau teknik mesin sesuai arah karier kamu.
Sementara untuk soft skill, kamu bisa mengasah lewat kegiatan non-akademik seperti organisasi, kepanitiaan, relawan, atau magang. Semakin kamu aktif dan berani terlibat, semakin terasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan kamu.]