UNMAHA – Apakah kamu sedang mencari tips melamar kerja untuk Gen Z setelah lulus kuliah? Jika iya, simak terus artikle berikut ini.
Lulus kuliah adalah momen yang membanggakan sekaligus menantang, terutama bagi Generasi Z yang kini mulai memasuki dunia kerja. Gen Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh di tengah kemajuan teknologi, perubahan sosial yang cepat, dan lingkungan kerja yang semakin fleksibel. Namun, kemajuan ini juga membawa tantangan tersendiri dalam proses mencari pekerjaan.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif, menuntut keterampilan digital yang tinggi, dan sering kali memprioritaskan nilai-nilai seperti fleksibilitas, keberagaman, dan keberlanjutan. Oleh karena itu, strategi melamar kerja pun harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Tips Melamar Kerja untuk Gen Z Setelah Lulus Kuliah
1. Kenali Diri dan Tujuan Karier
Langkah pertama yang penting dilakukan adalah mengenali potensi diri dan menentukan arah karier yang diinginkan. Apakah kamu ingin bekerja di bidang kreatif, teknologi, pendidikan, bisnis, atau lainnya? Mengetahui minat, kekuatan, dan nilai-nilai pribadi akan membantumu dalam memilih pekerjaan yang sesuai dan tidak hanya mengejar gaji atau popularitas perusahaan semata.
Buatlah daftar hal-hal yang kamu sukai, keterampilan yang kamu kuasai, dan nilai-nilai yang kamu yakini. Ini akan membantu dalam mencari posisi yang cocok dan membuat lamaranmu terasa lebih otentik serta berfokus pada tujuan jangka panjang.
Kamu Gen Z yang ingin belajar bisnis dengan banyak benefitnya? Sekarang kamu bisa loh mendapatkan penghasilan tambahan tanpa kamu harus stok barang, tapi kamu juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih yuk gabung sekarang dan raih cuan tanpa batas dengan bergabung reseller laptop di Adolo. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan hubungi Admin melalui WhatsApp.
2. Bangun Portofolio Sejak Dini
Di era digital seperti sekarang, banyak perusahaan yang lebih tertarik pada bukti konkret kemampuan dibanding hanya nilai akademis. Oleh karena itu, membangun portofolio menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang bergerak di bidang kreatif, teknologi, atau komunikasi.
Portofolio tidak hanya terbatas pada desain grafis atau pemrograman. Tulisan, hasil penelitian, proyek kampus, hingga pengalaman organisasi juga bisa dimasukkan. Pastikan portofoliomu mudah diakses, misalnya melalui Google Drive, website pribadi, atau platform seperti Behance dan GitHub tergantung bidang yang kamu geluti.
3. Perbarui dan Sesuaikan CV serta Surat Lamaran
Kesalahan umum yang sering dilakukan para pencari kerja pemula adalah menggunakan satu CV dan surat lamaran untuk semua lowongan. Padahal, setiap perusahaan dan posisi memiliki kebutuhan yang berbeda.
Sesuaikan isi CV dan surat lamaranmu sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Tampilkan pengalaman atau keterampilan yang paling relevan.
Gunakan bahasa profesional namun tetap mencerminkan kepribadianmu. Jangan lupa untuk mencantumkan pencapaian konkret, misalnya “meningkatkan engagement media sosial sebesar 40% selama tiga bulan” dibandingkan hanya “mengelola media sosial.”
Kamu ingin Menguasai Cara Menganalisis dan Mengukur Keberhasilan Pemasaran Bisnis? Kursus yang diajarkan oleh Google Career Certificates dengan Mentor dari Universitas Mahakarya Asia siap mengantarkan kamu dalam menguasai keterampilan analisis pemasaran bisnis. Karena mengukur kesuksesan kampanye pemasaran adalah kunci untuk memastikan bahwa setiap upaya yang dilakukan memberikan hasil yang maksimal.
4. Aktif di LinkedIn dan Platform Profesional Lain
Media sosial profesional seperti LinkedIn sudah menjadi alat penting dalam proses rekrutmen. Banyak HR atau headhunter mencari kandidat melalui platform ini. Oleh karena itu, pastikan kamu memiliki profil LinkedIn yang lengkap, menarik, dan profesional.
Jangan ragu untuk menulis pengalaman kerja, kegiatan organisasi, kursus online, hingga pencapaianmu. Ikuti akun perusahaan yang kamu incar, gabung di komunitas atau grup yang sesuai dengan bidangmu, dan jangan sungkan membangun relasi dengan alumni, dosen, atau rekan kerja.
5. Latihan Wawancara Kerja
Wawancara kerja adalah tahap penting dalam proses rekrutmen dan menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepribadian serta keseriusanmu. Banyak Gen Z yang merasa gugup atau tidak percaya diri saat wawancara, terutama jika belum berpengalaman.
Untuk mengatasinya, lakukan latihan wawancara secara rutin. Kamu bisa berlatih dengan teman, keluarga, atau bahkan merekam diri sendiri. Pelajari pertanyaan umum dalam wawancara seperti “Ceritakan tentang diri Anda,” “Apa kelebihan dan kekurangan Anda?” atau “Kenapa Anda tertarik bekerja di sini?”
Selain menjawab pertanyaan, latih juga cara menyampaikan jawaban dengan tenang dan percaya diri. Perhatikan bahasa tubuh, intonasi suara, dan sikap sopan selama wawancara berlangsung.
6. Tunjukkan Kemampuan Adaptasi dan Digital Literacy
Perusahaan masa kini sangat menghargai kandidat yang mampu beradaptasi dengan cepat, apalagi setelah pandemi mengubah cara kerja menjadi lebih digital. Gen Z yang tumbuh dengan teknologi memiliki keunggulan dalam hal ini, namun tetap harus bisa membuktikan bahwa kemampuan tersebut bisa diterapkan dalam lingkungan profesional.
Misalnya, jika kamu pernah mengikuti pelatihan daring, kursus online, atau mengelola proyek secara virtual, cantumkan hal itu dalam CV atau ceritakan saat wawancara. Tunjukkan bahwa kamu mampu belajar cepat, menguasai tools digital, dan nyaman bekerja dalam lingkungan remote atau hybrid.
Baca juga: 7 Pekerjaan Teknologi yang Diminati Gen Z
7. Jaga Reputasi Digital
Hal yang sering dilupakan adalah jejak digital. Banyak perusahaan yang melakukan pencarian latar belakang kandidat melalui media sosial. Oleh karena itu, perhatikan apa yang kamu unggah di platform seperti Instagram, Twitter, atau Facebook.
Pastikan tidak ada konten yang menyinggung, mengandung ujaran kebencian, atau menunjukkan perilaku negatif. Sebaiknya, gunakan media sosial sebagai sarana untuk menampilkan diri secara positif, misalnya dengan berbagi karya, aktivitas sosial, atau pendapat profesional.
8. Terbuka dengan Berbagai Kesempatan
Gen Z sering kali memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan pertama, baik dari segi gaji, posisi, maupun fleksibilitas. Namun, penting untuk memahami bahwa pekerjaan pertama bukanlah akhir dari segalanya, melainkan batu loncatan untuk membangun karier ke depan.
Jangan takut mencoba berbagai peluang, bahkan jika tidak sepenuhnya sesuai dengan jurusan kuliah. Pengalaman kerja, magang, atau freelance bisa membuka pintu menuju pekerjaan impian. Yang penting adalah tetap belajar, berkembang, dan memperluas jaringan.
9. Jangan Takut Gagal, Terus Belajar
Melamar kerja tidak selalu berjalan mulus. Bisa jadi kamu tidak langsung diterima, atau bahkan gagal berkali-kali. Hal ini sangat wajar dan merupakan bagian dari proses belajar.
Gunakan setiap penolakan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Tinjau ulang CV, cari tahu kelemahan saat wawancara, dan minta umpan balik jika memungkinkan. Terus belajar, ambil kursus tambahan, dan jangan menyerah.
Konsistensi dan semangat belajar adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan dalam karier, terutama di era yang penuh perubahan ini.
Persiapkan Bekal di Dunia Kerja di Kampus UNMAHA
Untuk mempersiapkan bekal di dunia kerja di kampus terbaik, mahasiswa perlu fokus pada beberapa hal penting. Pertama, meningkatkan kompetensi dan keterampilan yang relevan dengan bidang studi dan karier yang diinginkan, baik hard skills maupun soft skills. Kedua, membangun jaringan profesional melalui magang, mengikuti organisasi, atau kegiatan ekstrakurikuler. Ketiga, mempersiapkan diri untuk wawancara kerja dengan berlatih dan memahami etika kerja. Keempat, terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan di industri.
Universitas Mahakarya Asia adalah tempat yang cocok buat bertumbuh menjadi generasi emas. Buat kamu yang sedang mencari program studi impian kamu kini Program Sarjana Akuntansi hadir di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) untuk kamu. Di mana ide-ide kamu akan mendapatkan pembelajaran yang praktis dan mendalam. Kurikulum inovatif kami mengintegrasikan teori dengan pengalaman nyata, menjadikan kamu siap bersaing di dunia kerja sejak hari pertama.
Di UNMAHA juga ada Program berbasis Problem Based Learning (PBL) memungkinkan mahasiswa untuk kuliah gratis sambil mendapatkan pengalaman kerja nyata dari perusahaan mitra. Program ini menekankan pada pemecahan masalah sebagai inti pembelajaran, mendorong mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan, mencari sumber daya, menganalisis informasi, dan menciptakan solusi yang relevan.
Selain itu, ada yang lebih menarik di UNMAHA menyediakan banyak beasiswa mulai dari beasiswa pemerintah maupun swasta yang bisa kamu dapatkan loh. Mulai dari pemotongan SPP sampai beasiswa full yang pastinya sangat membantu kamu dalam menata masa depanmu. Atau kamu ingin kuliah sambil kerja? Tenang di UNMAHA juga menyediakan kelas malam buat kamu yang sudah berkarier.
Yuk cari info lebih lanjut mengenai program studi dan kamu dapat konsultasi langsung di PMB UNMAHA. Daftarkan diri kamu sekarang dan wujudkan mimpi kamu bersama kami.
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma