UNMAHA – Bahasa Jepang adalah bahasa yang kaya, unik, dan sangat dipengaruhi oleh budaya kesopanan dan struktur sosial yang kuat. Salah satu aspek terpenting dalam mempelajari bahasa Jepang adalah memahami bagaimana susunan kalimat dibentuk. Struktur kalimat bahasa Jepang sangat berbeda dari bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, baik dalam urutan kata, partikel, maupun gaya penyampaian.
Bagi para pembelajar pemula, memahami susunan kalimat merupakan dasar penting agar dapat berbicara dan menulis dengan benar. Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak kalimat sederhana namun sangat fungsional yang bisa langsung kamu gunakan, asalkan kamu memahami cara menyusunnya dengan benar.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana susunan kalimat bahasa Jepang dibentuk, serta berbagai contoh kalimat sehari-hari yang bisa kamu pelajari dan praktikkan. Mari kita mulai dari struktur dasar terlebih dahulu.
Struktur Dasar Kalimat Bahasa Jepang
Susunan kalimat dalam bahasa Jepang secara umum mengikuti pola: Subjek + Objek + Kata Kerja (SOV)
Berbeda dengan bahasa Indonesia atau Inggris yang menggunakan struktur Subjek + Kata Kerja + Objek (SVO), dalam bahasa Jepang kata kerja selalu diletakkan di akhir kalimat. Misalnya:
わたしはりんごをたべます。
Watashi wa ringo o tabemasu.
(Saya makan apel.)
Penjelasan:
わたし (watashi) = saya (subjek)
りんご (ringo) = apel (objek)
たべます (tabemasu) = makan (kata kerja)
Partikel seperti は (wa) dan を (o) digunakan untuk menunjukkan fungsi kata dalam kalimat. Partikel adalah elemen penting dalam bahasa Jepang, dan meskipun ukurannya kecil, ia menentukan hubungan antar kata dalam kalimat.
1. Kalimat Positif Sehari-hari
Mari kita lihat beberapa kalimat positif yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari:
わたしはせんせいです。
Watashi wa sensei desu.
(Saya adalah guru.)かれはがくせいです。
Kare wa gakusei desu.
(Dia adalah pelajar.)これはおいしいです。
Kore wa oishii desu.
(Ini enak.)
Dalam kalimat-kalimat ini, kata です (desu) digunakan untuk menyatakan “adalah” dalam bentuk sopan. “Desu” tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia, tapi biasanya muncul di akhir kalimat untuk memberi nuansa formal dan sopan.
Kamu ingin belajar bisnis yang mudah tapi banyak benefitnya? Sekarang kamu bisa loh mendapatkan penghasilan tambahan tanpa kamu harus stok barang, tapi kamu juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih. Yuk gabung sekarang dan raih cuan tanpa batas dengan bergabung reseller laptop di Adolo. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan hubungi Admin melalui WhatsApp.
2. Kalimat Negatif dalam Bahasa Jepang
Untuk membuat kalimat negatif, kata kerja atau kata benda biasanya diubah, atau ditambahkan dengan bentuk negatif seperti じゃありません, ではありません, atau bentuk negatif dari kata kerja.
Contoh:
わたしはがくせいじゃありません。
(Saya bukan pelajar.)たべます → たべません
(makan → tidak makan)
Contoh lengkap:
わたしはにくをたべません。
Watashi wa niku o tabemasen.
(Saya tidak makan daging.)
Dalam kalimat negatif penting digunakan dalam banyak konteks, terutama saat menolak sesuatu, menyatakan preferensi, atau menjelaskan situasi.
3. Kalimat Tanya Sederhana
Kalimat tanya dalam bahasa Jepang bisa dibentuk dengan menambahkan partikel “か” di akhir kalimat.
Contoh:
あなたはせんせいですか?
Anata wa sensei desu ka?
(Apakah Anda seorang guru?)これはなんですか?
Kore wa nan desu ka?
(Ini apa?)
Kalimat tanya seperti ini sangat berguna dalam percakapan sehari-hari, misalnya ketika kamu ingin bertanya tentang barang, orang, atau situasi di sekitarmu.
4. Kalimat Permintaan dan Larangan
Permintaan dalam bahasa Jepang biasanya menggunakan bentuk sopan dari kata kerja, atau bisa juga menggunakan bentuk imperatif dalam konteks yang lebih kasual atau akrab.
Contoh permintaan sopan:
みずをください。
Mizu o kudasai.
(Tolong beri saya air.)ちょっとまってください。
Chotto matte kudasai.
(Tolong tunggu sebentar.)
Untuk larangan, digunakan bentuk negatif dari kata kerja, atau ekspresi seperti:
ここでたばこをすわないでください。
Koko de tabako o suwanaide kudasai.
(Tolong jangan merokok di sini.)
Ekspresi sopan ini sangat penting jika kamu berada di Jepang dan ingin tetap bersikap sopan dalam interaksi sehari-hari.
Baca juga: Jenis Kosakata Bahasa Jepang dalam Kehidupan Sehari-hari
5. Kalimat Perkenalan Diri
Perkenalan adalah hal yang sangat penting dalam budaya Jepang. Berikut adalah struktur kalimat yang bisa kamu pelajari untuk memperkenalkan diri:
はじめまして。
Hajimemashite.
(Salam kenal.)わたしのなまえはアリです。
Watashi no namae wa Ari desu.
(Nama saya Ari.)インドネシアからきました。
Indonesia kara kimashita.
(Saya datang dari Indonesia.)よろしくおねがいします。
Yoroshiku onegaishimasu.
(Mohon bantuannya.)
Perkenalan seperti ini sangat umum dalam berbagai situasi, mulai dari lingkungan sekolah, kerja, hingga saat bertemu orang baru.
6. Kalimat untuk Menyatakan Kegiatan Sehari-hari
Kalimat-kalimat berikut menggambarkan aktivitas yang umum dilakukan setiap hari:
ごはんをたべます。
(Saya makan nasi.)がっこうへいきます。
(Saya pergi ke sekolah.)ほんをよみます。
(Saya membaca buku.)テレビをみます。
(Saya menonton TV.)
Kalimat seperti ini sangat baik untuk melatih kamu berpikir dalam bahasa Jepang, karena kamu bisa menggunakannya untuk menyusun jurnal harian atau percakapan sederhana.
Dalam era persaingan bisnis yang semakin ketat, pengelolaan sumber daya manusia yang efektif menjadi kunci keberhasilan organisasi. Peran Manajer Manajemen Talenta sangat vital dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempertahankan individu-individu berbakat yang dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi perusahaan.
Untuk memastikan kompetensi di bidang ini, Sertifikasi Manajer Manajemen Talenta hadir sebagai standar profesional yang diakui secara nasional. Sertifikasi Manajer Manajemen Talenta merupakan program yang dirancang untuk menilai dan mengakui kompetensi individu dalam mengelola strategi manajemen talenta di perusahaan.
6. Kalimat Ekspresi Perasaan
Bahasa Jepang juga memiliki banyak ekspresi untuk menggambarkan perasaan. Berikut beberapa contohnya:
うれしいです。
(Saya senang.)かなしいです。
(Saya sedih.)つかれました。
(Saya lelah.)おなかがすきました。
(Saya lapar.)
Dengan menguasai kalimat-kalimat seperti ini, kamu bisa lebih ekspresif dan menyampaikan perasaanmu dalam percakapan dengan penutur asli.
Jadi, Mempelajari susunan kalimat bahasa Jepang sehari-hari merupakan langkah besar menuju penguasaan bahasa ini secara praktis dan fungsional. Dengan memahami struktur dasar kalimat (SOV), penggunaan partikel seperti は、を、が、に、で、dan kemampuan membentuk kalimat positif, negatif, maupun kalimat tanya, kamu sudah memiliki fondasi yang sangat kuat.
Bahasa Jepang mungkin tampak rumit di awal, terutama karena susunan katanya sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Namun, dengan membiasakan diri menggunakan kalimat-kalimat sederhana dalam keseharian, seperti menyusun jurnal harian dalam bahasa Jepang atau berbicara dengan teman sesama pelajar, kamu akan makin terbiasa dan percaya diri.
Ingin Berkarier di Jepang? UNMAHA Kampusnya
Kamu sudah mau lulus SMA atau SMK dan bingung mau kuliah di mana? dan kamu ingin memiliki karier di jepang? kamu jangan khawatir dengan masa depan kamu. Karena di UNMAHA ada program studi yang cocok buat kamu.
Program Sarjana Manajemen di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) adalah pilihan tepat untuk mewujudkan impian kamu! Tidak hanya mempelajari teori, tetapi kamu juga akan mendapatkan pengalaman langsung melalui proyek nyata, magang di perusahaan terkemuka, dan bimbingan dari dosen profesional. Dan ada juga kursus bahasa jepang gratis buat kamu yang berminat loh!
Selain itu, ada yang lebih menarik di UNMAHA menyediakan banyak beasiswa dari beasiswa pemerintah maupun swasta yang bisa kamu dapatkan, Beasiswanya yang pemotongan SPP sampai beasiswa full yang pastinya sangat membantu kamu dalam menata masa depanmu. Atau kamu ingin kuliah sambil kerja? Tenang di UNMAHA juga menyediakan kelas malam buat kamu yang sudah berkarier.
Dengan kurikulum komprehensif yang mencakup manajemen sumber daya manusia, strategi operasional, hingga analisis keuangan, kamu akan dibekali dengan keterampilan praktis dan wawasan strategis yang siap diaplikasikan di dunia bisnis nyata. Yuk cari info lebih lanjut mengenai program studi dan kamu dapat konsultasi langsung di PMB UNMAHA Daftarkan diri kamu sekarang dan wujudkan mimpi kamu bersama kami.
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma