UNMAHA – Pernah dengar soal profesi UX/UI Designer? Kalau kamu sedang mempertimbangkan karir di dunia digital, mungkin kamu tertarik dengan jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh seorang UX/UI Designer. Dalam era yang serba digital ini, peran UX/UI Designer semakin dibutuhkan untuk memastikan aplikasi dan situs web yang kita gunakan nyaman serta mudah dioperasikan. Tapi, sebenarnya, apa saja sih jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh seorang UX/UI Designer?
Sebagai seorang UX/UI Designer, kamu akan berfokus pada bagaimana orang-orang berinteraksi dengan produk digital. Misalnya, bagaimana pengguna bisa dengan mudah menemukan tombol login atau merasakan kemudahan dalam proses belanja online. Desain yang baik bukan hanya soal keindahan visual, tapi juga seberapa efektif pengalaman yang diberikan kepada pengguna. Yuk, kita bahas lebih lanjut jenis-jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh seorang UX/UI Designer!
1. UX Researcher
Seorang UX/UI Designer bisa berperan sebagai UX Researcher. Pada peran ini, kamu akan bertugas mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Melalui berbagai metode seperti survei, wawancara, hingga pengujian usability, seorang UX Researcher berusaha memahami masalah apa yang dihadapi oleh pengguna ketika menggunakan produk. Dari sini, kamu akan menemukan insight-insight yang berharga untuk menciptakan solusi desain yang tepat sasaran.
Sebagai UX Researcher, kamu perlu banyak berinteraksi dengan pengguna, mendengarkan keluhan, dan menganalisis pola perilaku mereka. Pada dasarnya, kamu adalah penghubung antara kebutuhan pengguna dan tim pengembang produk. Jika kamu suka menggali informasi dan ingin terlibat dalam bagian awal dari pengembangan sebuah produk, menjadi UX Researcher bisa jadi pilihan yang menarik.
2. Interaction Designer
Pekerjaan lain yang bisa dilakukan oleh seorang UX/UI Designer adalah menjadi Interaction Designer. Di sini, fokusnya adalah merancang bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk. Interaction Designer berusaha memastikan setiap elemen dalam aplikasi atau website memiliki fungsionalitas yang intuitif dan mudah dipahami oleh pengguna.
Contohnya, bagaimana caramu mendesain tombol-tombol pada aplikasi supaya mudah dijangkau dengan jari, atau bagaimana animasi muncul untuk memberikan feedback visual kepada pengguna. Semua interaksi ini dirancang agar produk terasa lebih hidup dan responsif, membuat pengguna betah dan merasa nyaman.
3. UI Designer
Kalau kamu punya mata artistik dan senang bermain dengan warna dan komposisi, menjadi UI Designer mungkin cocok buat kamu. UI Designer bertanggung jawab pada tampilan visual dari produk digital. Mereka menentukan elemen-elemen seperti palet warna, tipografi, ikon, dan layout yang sesuai dengan branding dan kebutuhan pengguna.
Dalam pekerjaan ini, detail sangat penting. Kamu akan menciptakan tampilan yang menarik dan mengundang, tapi juga harus fungsional dan sesuai dengan prinsip-prinsip desain. UI designer memastikan bahwa desain tidak hanya indah, tetapi juga efisien dan mudah dipahami.
Baca juga:Tips Memilih Font yang Tepat dan Sesuai dengan Desain Grafis yang Kamu Buat
4. UX Writer
Selain tampilan dan interaksi, kata-kata yang digunakan dalam suatu produk digital juga berpengaruh besar pada pengalaman pengguna. Nah, di sinilah peran UX Writer muncul. Seorang UX/UI Designer yang berfokus sebagai UX Writer akan memastikan setiap teks atau pesan yang muncul dalam aplikasi bisa dipahami dengan mudah oleh pengguna dan membantu mereka mencapai tujuannya.
Misalnya, teks pada tombol, error message, dan instruksi lainnya. Semua teks tersebut harus jelas, ramah, dan tidak membingungkan pengguna. Jika kamu punya kemampuan menulis dan ingin menggabungkannya dengan desain, UX Writing bisa jadi pilihan karir yang menarik untukmu.
5. Prototyping dan Wireframing
Jenis pekerjaan lain yang bisa dilakukan oleh seorang UX/UI Designer adalah membuat prototipe dan wireframe. Wireframe adalah kerangka dasar dari tampilan produk, sementara prototipe adalah model produk yang bisa diuji. Pada tahap ini, kamu akan bekerja sama dengan tim pengembang untuk memastikan desain yang kamu buat dapat diimplementasikan dengan baik.
Dengan menggunakan alat seperti Figma atau Adobe XD, kamu bisa membuat prototipe yang interaktif agar stakeholder bisa melihat dan mencoba produk sebelum benar-benar dikembangkan. Ini adalah tahap penting karena kamu bisa mendapatkan feedback lebih awal dan memperbaiki desain sebelum masuk ke tahap pengembangan.
6. Usability Tester
Terakhir, seorang UX/UI Designer juga bisa menjadi usability tester. Pada pekerjaan ini, kamu akan melakukan pengujian terhadap produk yang telah dirancang untuk memastikan apakah produk tersebut benar-benar mudah digunakan oleh pengguna. Kamu akan mengamati bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk dan mencatat apa saja kesulitan yang mereka hadapi.
Usability testing adalah langkah penting untuk memastikan bahwa apa yang telah dirancang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ini juga membantu mengidentifikasi area-area yang masih perlu perbaikan, sehingga pengalaman pengguna menjadi lebih baik.
Profesi UX/UI Designer menawarkan banyak sekali variasi pekerjaan yang menarik dan menantang. Kalau kamu tertarik untuk mendalami salah satu dari peran-peran di atas, tak ada salahnya untuk mulai belajar lebih mendalam. Mulailah dengan memperkuat pemahamanmu tentang desain, riset pengguna, dan keterampilan teknis lainnya.
Jika kamu ingin belajar lebih lanjut dan siap memulai langkah pertama menuju karir sebagai UX/UI Designer, kamu bisa mendaftarkan diri di Universitas Mahakarya Asia. Universitas ini menawarkan program studi yang bisa membantumu mempersiapkan diri di dunia digital, termasuk menjadi seorang UX/UI Designer. Klik PMB UNMAHA untuk informasi lebih lanjut dan jadilah bagian dari perjalanan yang penuh kreativitas ini!***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma