Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah, Pahami Sebelum Membuat

UNMAHA – Karya ilmiah bukan hanya tentang menyusun data atau mengutip teori dari para ahli, melainkan juga tentang bagaimana menyampaikannya dalam bahasa yang tepat, jelas, dan sesuai dengan standar akademik. Banyak orang, terutama pelajar dan mahasiswa, yang terjebak dalam kekeliruan kebahasaan saat menulis karya ilmiah. Padahal, penggunaan bahasa yang tepat merupakan bagian integral dari kaidah kebahasaan karya ilmiah yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kaidah kebahasaan dalam karya ilmiah merupakan seperangkat aturan dan ciri kebahasaan yang harus dipatuhi penulis agar tulisannya memenuhi kriteria keilmuan. Penulisan yang mengabaikan kaidah kebahasaan bisa menyebabkan karya ilmiah dianggap tidak valid, kurang akademis, atau tidak layak untuk dipublikasikan. Oleh karena itu, sebelum mulai menulis karya ilmiah, sangat penting untuk memahami kaidah kebahasaan yang berlaku.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa saja kaidah kebahasaan yang harus diterapkan dalam karya ilmiah. Pembahasan ini akan mencakup karakteristik bahasa ilmiah, unsur-unsur yang wajib diperhatikan, serta contoh penerapan kaidah tersebut dalam penulisan.

Apa Itu Kaidah Kebahasaan dalam Karya Ilmiah?

Kaidah kebahasaan karya ilmiah adalah seperangkat norma atau aturan yang mengatur bagaimana bahasa digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Kaidah ini mencakup pilihan kata, struktur kalimat, gaya penulisan, hingga penggunaan tanda baca yang sesuai dengan standar akademik.

Berbeda dengan penulisan populer yang cenderung bebas dan ekspresif, penulisan karya ilmiah bersifat formal, objektif, dan logis. Oleh karena itu, pemilihan kata-kata dan susunan kalimat dalam karya ilmiah tidak bisa dilakukan sembarangan. Setiap elemen bahasa harus menunjang kejelasan isi, akurasi, dan keandalan data yang disampaikan.

Kamu ingin Menguasai Cara Menganalisis dan Mengukur Keberhasilan Pemasaran Bisnis? Kursus yang diajarkan oleh Google Career Certificates dengan Mentor dari Universitas Mahakarya Asia siap mengantarkan kamu dalam menguasai keterampilan analisis pemasaran bisnis. Karena mengukur kesuksesan kampanye pemasaran adalah kunci untuk memastikan bahwa setiap upaya yang dilakukan memberikan hasil yang maksimal.

Ciri-ciri Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah

1. Bahasa Baku dan Formal

Karya ilmiah wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Bahasa yang digunakan harus formal dan bebas dari bahasa gaul, bahasa percakapan, atau kata-kata slang.

Misalnya, hindari penggunaan kata-kata seperti “nggak”, “kayaknya”, atau “mikir”. Sebaliknya, gunakan kata “tidak”, “sepertinya”, atau “memikirkan”.

Penggunaan bahasa baku menunjukkan keseriusan dan profesionalisme penulis. Selain itu, hal ini juga memudahkan pembaca dari kalangan akademik untuk memahami isi tulisan dengan lebih baik.

2. Objektif dan Tidak Emosional

Kaidah kebahasaan karya ilmiah menuntut objektivitas. Artinya, penulis harus menyampaikan fakta, data, dan argumen tanpa melibatkan emosi atau opini pribadi yang berlebihan.

Kalimat seperti “Menurut saya, ini sangat menyebalkan” jelas tidak sesuai dalam karya ilmiah. Sebagai gantinya, gunakan kalimat seperti “Fenomena ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara teori dan praktik yang terjadi di lapangan.”

Objektivitas ini juga diwujudkan dengan menghindari kata ganti orang pertama tunggal seperti “saya” atau “aku”. Dalam banyak kasus, penulisan karya ilmiah menggunakan bentuk pasif atau bentuk orang ketiga untuk menjaga jarak antara penulis dan objek pembahasannya.

3. Kalimat Efektif dan Logis

Dalam karya ilmiah kalimat yang digunakan harus efektif, artinya hemat kata tetapi tetap jelas dan tidak menimbulkan ambiguitas. Kalimat yang terlalu panjang, berbelit-belit, atau tidak terstruktur dengan baik bisa membingungkan pembaca.

Kalimat efektif biasanya memiliki subjek, predikat, dan objek yang jelas. Selain itu, logika kalimat juga harus konsisten. Penggunaan kata hubung seperti “sebab”, “karena”, “namun”, “oleh karena itu”, dan sebagainya harus tepat agar hubungan antar gagasan dapat dipahami dengan mudah.

4. Konsisten dalam Istilah dan Ejaan

Dalam karya ilmiah, konsistensi sangat penting. Jika di awal penulisan kamu menggunakan istilah “penelitian kuantitatif”, maka istilah tersebut harus digunakan secara konsisten, bukan berganti menjadi “riset numerik” atau “studi angka”.

Begitu pula dalam penulisan ejaan. Jika kamu menuliskan “analisis”, jangan kemudian menulis “analisa” pada bagian lain. Konsistensi ini akan memperlihatkan ketelitian penulis dalam menjaga kualitas naskah ilmiah.

5. Menghindari Bahasa Ambigu

Bahasa yang ambigu bisa menimbulkan makna ganda dan membuat pembaca salah paham. Oleh karena itu, penulis karya ilmiah harus memilih kata-kata yang lugas, jelas, dan memiliki makna yang spesifik.

Contohnya, jangan menggunakan kalimat seperti “hasilnya cukup bagus”. Frasa “cukup bagus” terlalu subjektif dan tidak menggambarkan hasil secara konkret. Akan lebih baik jika ditulis, “hasil penelitian menunjukkan peningkatan sebesar 25% dari periode sebelumnya”.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Karya Ilmiah, Tujuan, Contoh, dan Strukturnya

Penerapan Kaidah Kebahasaan dalam Karya Ilmiah

Agar lebih memahami bagaimana kaidah kebahasaan diterapkan dalam penulisan karya ilmiah, mari kita perhatikan beberapa contoh berikut.

Kalimat tidak sesuai:

“Saya melihat bahwa siswa kurang tertarik pada pelajaran karena gurunya membosankan.”

Kalimat sesuai kaidah ilmiah:

“Berdasarkan observasi, tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan belajar menurun, diduga karena metode pembelajaran yang kurang variatif.”

Contoh di atas menunjukkan bagaimana pemilihan bahasa yang netral dan formal lebih sesuai untuk karya ilmiah dibandingkan ungkapan yang bersifat pribadi dan emosional.

Penting juga untuk menyusun paragraf dengan urutan logis: mulai dari pernyataan umum, kemudian masuk ke uraian, diikuti oleh data pendukung, dan diakhiri dengan kesimpulan kecil atau transisi ke ide berikutnya. Ini akan membantu pembaca mengikuti alur argumentasi dengan baik.

Kesalahan Umum dalam Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah

Beberapa kesalahan yang sering ditemui dalam penulisan karya ilmiah antara lain:

  • Menggunakan kata-kata tidak baku.

  • Menyisipkan emosi atau opini pribadi secara eksplisit.

  • Struktur kalimat terlalu panjang dan tidak efektif.

  • Inkonistensi istilah dan ejaan.

  • Tidak menggunakan tanda baca dengan benar.

Kesalahan-kesalahan tersebut bisa merusak kejelasan dan keilmiahan tulisan, serta menurunkan kredibilitas karya yang dihasilkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu melakukan penyuntingan ulang terhadap naskah sebelum dikumpulkan atau dipublikasikan.

Kalau kamu juga ingin belajar bisnis yang menyediakan banyak benefit sekarang kamu bisa loh. Kamu tetap mendapatkan penghasilan tambahan tapi tanpa kamu harus stok barang, tapi kamu juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih yuk gabung sekarang dan raih cuan tanpa batas dengan bergabung reseller laptop di Adolo.Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan hubungi Admin melalui WhatsApp.

Bahasa Ilmiah Mantap, Kuliah di UNMAHA Makin Hebat

Kaidah kebahasaan adalah fondasi penting dalam penulisan karya ilmiah. Tanpa penggunaan bahasa yang sesuai, meskipun ide dan data dalam tulisan sangat berbobot, hasil akhirnya bisa saja dianggap kurang valid atau tidak profesional. Bahasa ilmiah yang baik harus bersifat baku, objektif, logis, dan efektif.

Bagi siapa pun yang ingin terjun dalam dunia akademik atau menulis karya ilmiah yang berkualitas, memahami kaidah kebahasaan adalah langkah awal yang tidak boleh diabaikan. Semakin sering berlatih menulis dan membaca karya ilmiah yang baik, semakin terasah pula kemampuan kita dalam menggunakan bahasa yang tepat sesuai kaidah yang berlaku.

Untuk itu Universitas Mahakarya Asia hadir untuk kamu yang ingin mengembangkan bakat kamu. Universitas Mahakarya Asia dikenal masyarakat karena Fakultas Ekonominya salah satu prodinya yaitu Program Sarjana Akuntansi.

Di sini adalah tempat yang cocok di mana ide-ide kamu akan  mendapatkan pembelajaran yang praktis dan mendalam. Kurikulum inovatif kami mengintegrasikan teori dengan pengalaman nyata, menjadikan kamu siap bersaing di dunia kerja sejak hari pertama.

Di UNMAHA juga ada Program berbasis Problem Based Learning (PBL) memungkinkan mahasiswa untuk kuliah gratis sambil mendapatkan pengalaman kerja nyata dari perusahaan mitra. Program ini menekankan pada pemecahan masalah sebagai inti pembelajaran, mendorong mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan, mencari sumber daya, menganalisis informasi, dan menciptakan solusi yang relevan.

Selain itu, ada yang lebih menarik di UNMAHA menyediakan banyak beasiswa mulai dari beasiswa pemerintah maupun swasta yang bisa kamu dapatkan loh. Mulai dari pemotongan SPP sampai beasiswa full yang pastinya sangat membantu kamu dalam menata masa depanmu. Atau kamu ingin kuliah sambil kerja? Tenang di UNMAHA juga menyediakan kelas malam buat kamu yang sudah berkarier.

Yuk cari info lebih lanjut mengenai program studi dan kamu dapat konsultasi langsung di PMB UNMAHA. Daftarkan diri kamu sekarang dan wujudkan mimpi kamu bersama kami.

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *