Tips Membuat Portofolio untuk UX/UI Designer yang Efektif

UNMAHA – Sebagai seorang UX/UI designer, memiliki portofolio yang efektif adalah kunci untuk mendapatkan perhatian perekrut atau klien. Portofolio adalah cara bagi kamu untuk menunjukkan keahlian, kreativitas, dan pengalamanmu dalam dunia desain. Tips membuat portofolio untuk UX/UI designer yang efektif bisa sangat membantu kamu dalam menyusun tampilan karya terbaik yang sesuai dengan standar industri, sehingga kesempatan mendapatkan proyek impian akan semakin besar.

Untuk bisa membuat portofolio yang mampu menggambarkan siapa kamu dan kelebihan yang kamu miliki, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Tidak cukup hanya mengisi portofolio dengan banyak karya, tapi penting untuk menonjolkan nilai dari desain yang kamu buat, bagaimana kamu menghadapi tantangan dalam proses perancangan, dan memberikan narasi yang tepat tentang pengalamanmu. Yuk, simak tips-tips berikut ini agar portofolio benar-benar berfungsi efektif!

1. Fokus Pada Studi Kasus

Portofolio yang baik bukan hanya sekadar memajang gambar-gambar hasil karya, tetapi juga harus memperlihatkan bagaimana proses berpikir di balik desain tersebut. Tips membuat portofolio untuk UX/UI designer yang efektif adalah dengan fokus pada studi kasus. Pilih beberapa proyek yang paling menarik dan buat studi kasusnya. Ceritakan tentang masalah yang dihadapi, bagaimana kamu melakukan riset pengguna, dan bagaimana solusi desain tersebut membantu mengatasi masalah.

Penting untuk memberikan gambaran tentang peranmu dalam proyek tersebut dan apa saja alat atau metodologi yang kamu gunakan. Buat alur cerita yang jelas dan menarik, sehingga siapa pun yang membaca portofolio dapat memahami kontribusimu secara mendalam. Jangan lupa untuk menjelaskan alasan di balik setiap keputusan desain yang kamu buat.

2. Perlihatkan Berbagai Jenis Karya

Menampilkan variasi desain juga menjadi salah satu tips membuat portofolio untuk UX/UI designer yang efektif. Pastikan portofolio mencakup berbagai jenis proyek, seperti aplikasi mobile, website, dashboard, dan produk lainnya. Ini akan menunjukkan bahwa kamu fleksibel dan mampu menangani berbagai jenis tantangan desain. Jangan hanya menampilkan hasil akhir saja, tapi tambahkan juga beberapa sketsa awal atau wireframe yang menunjukkan proses desain dari awal hingga akhir.

Dengan menampilkan berbagai jenis karya, kamu juga bisa menekankan bagaimana kamu dapat beradaptasi dengan gaya visual yang berbeda sesuai dengan kebutuhan proyek. Selain itu, usahakan setiap karya yang kamu tampilkan disertai dengan feedback dari pengguna atau hasil pengujian, karena ini bisa menjadi poin plus yang memperlihatkan dampak nyata dari desain yang kamu buat.

Baca juga:Jangan Salah! Ini Perbedaan Web Developer dan Web Designer dalam Mengembangkan Web

3. Buat Desain Portofolio yang Bersih dan Mudah Dinavigasi

Portofolio untuk seorang UX/UI designer sebaiknya mencerminkan keahlian dalam membuat antarmuka yang bersih, menarik, dan mudah digunakan. Pastikan desain portofolio memiliki struktur yang jelas, navigasi yang intuitif, dan tidak berlebihan dalam menggunakan elemen visual. Berikan fokus pada karyamu, bukan pada ornamen yang tidak perlu. Hal ini sangat penting agar audiens tidak kebingungan saat mengakses karya-karyamu.

Kamu bisa menggunakan platform portofolio seperti Behance, Dribbble, atau bahkan membuat situs portofolio pribadimu. Buat tampilan yang minimalis tetapi fungsional, karena kesan pertama dari portofolio adalah gambaran dari keahlian UX/UI yang kamu miliki. Ingatlah bahwa desain portofolio ini juga menjadi sarana untuk menunjukkan kemampuanmu dalam mendesain sesuatu yang user-friendly.

4. Tambahkan Testimoni dan Data

Jika memungkinkan, tambahkan testimoni dari klien atau rekan kerja terkait proyek-proyek yang pernah kamu kerjakan. Testimoni ini akan memberikan validasi dan meningkatkan kredibilitas sebagai UX/UI designer. Selain itu, tambahkan data kuantitatif seperti peningkatan konversi atau penurunan waktu yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan suatu tugas setelah menerapkan desain. Hal ini menunjukkan bahwa desain yang kamu buat memiliki dampak yang dapat diukur, yang tentunya menarik perhatian perekrut atau klien potensial.

Testimoni dan data ini bisa kamu tampilkan di setiap studi kasus, atau bisa juga dalam satu bagian khusus di portofolio. Ini menunjukkan bahwa kamu tidak hanya paham teori desain, tapi juga tahu bagaimana mengaplikasikannya dengan hasil nyata.

5. Konsistensi dan Pembaruan Rutin

Pastikan untuk memperbarui portofolio secara berkala. Dunia UX/UI design sangat dinamis, dan portofolio harus selalu up-to-date dengan tren terbaru serta proyek terbaru yang kamu kerjakan. Ini adalah tips membuat portofolio untuk UX/UI designer yang efektif yang sering dilupakan. Dengan konsisten memperbarui, kamu menunjukkan bahwa kamu aktif di dunia desain dan selalu siap untuk tantangan baru.

Selain itu, menjaga konsistensi dalam gaya desain, warna, dan tone dari setiap proyek akan membuat portofolio terlihat lebih rapi dan profesional. Hindari perbedaan yang terlalu mencolok antar proyek jika tidak ada alasan yang kuat, karena konsistensi adalah salah satu kunci penting dalam desain.

Jika kamu sedang dalam proses membangun karier sebagai UX/UI designer dan ingin mendalami ilmu desain yang lebih dalam lagi, pertimbangkan untuk bergabung sebagai mahasiswa baru di Universitas Mahakarya Asia. Di sana, kamu akan mendapatkan bimbingan serta pengetahuan praktis yang dapat meningkatkan keahlianmu. Jangan lewatkan kesempatan ini, daftar sekarang di PMB UNMAHA dan wujudkan impianmu menjadi UX/UI designer profesional yang sukses!***

 

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *