Penulisan Kata Depan “di” yang Benar, Jangan Sampai Salah!

UNMAHA – Kamu pasti sering menemukan kata “di” saat menulis kalimat dalam bahasa Indonesia. Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya, kapan penulisannya dipisah dan kapan disambung? Masalahnya, kesalahan dalam menulis kata depan “di” masih sering terjadi, baik dalam tugas sekolah, karya ilmiah, bahkan di media sosial.

Kebanyakan orang menganggap ini hal kecil, tapi penulisan “di” yang salah bisa mengganggu pemahaman pembaca. Apalagi jika kamu sedang menulis makalah atau laporan formal, penggunaan bahasa baku itu wajib hukumnya. Jadi, tidak bisa asal-asalan kalau kamu ingin hasil tulisanmu terlihat rapi dan profesional.

Agar kamu tidak keliru dan bisa membedakan penulisan “di” yang tepat, simak penjelasan berikut ini dengan saksama.

Penggunaan dan Penulisan Kata Depan “di” yang Benar

1. “di” Dipisah Saat Berfungsi Sebagai Kata Depan

Jika “di” menunjukkan tempat atau lokasi, maka penulisannya harus dipisah. Contohnya seperti di rumah, di sekolah, atau di meja.

Kata “di” dalam konteks ini berfungsi sebagai kata depan, yang menjelaskan di mana suatu aktivitas berlangsung atau sesuatu berada. Jika kamu bisa menggantikan “di” itu dengan kata seperti “ke” atau “dari” dan kalimat masih masuk akal, maka “di” tersebut termasuk kata depan dan wajib dipisah.

2. “di” Disambung Saat Menjadi Awalan Kata Kerja

Kalau “di” digunakan sebagai awalan untuk kata kerja pasif, maka harus disambung. Contohnya adalah kata ditulis, dikerjakan, dibaca, atau dimasak.

Penulisan ini menunjukkan bahwa subjek menerima suatu tindakan. Jadi, jika kamu ingin menyampaikan bahwa sesuatu dilakukan atau dikenai suatu perbuatan, gunakan “di-” sebagai imbuhan dan sambungkan langsung dengan kata kerjanya.

3. Jangan Tertukar Antara Kata Depan dan Imbuhan

Kesalahan umum terjadi karena orang tidak membedakan fungsi katanya dengan benar. Tapi ada trik sederhana: coba sisipkan kata “oleh” setelah “di”. Jika kalimat tetap masuk akal, berarti itu imbuhan dan harus disambung.

Contohnya:

  • Ditulis oleh guru → masuk akal → disambung

  • Di sekolah oleh siswa → terdengar aneh → harus dipisah

Cara ini bisa jadi penyelamat saat kamu ragu, terutama saat menulis cepat dalam ujian atau mengetik tugas.

4. Perhatikan Konteks Kalimatnya

Kamu juga harus melihat konteks keseluruhan kalimat. Dua kalimat bisa menggunakan kata “di”, tetapi dengan fungsi yang berbeda.

Contoh:

  • Buku itu di atas meja → “di” sebagai kata depan, jadi dipisah

  • Buku itu ditaruh di atas meja → “di” sebagai imbuhan kata kerja pasif “ditaruh”, jadi disambung

Memahami konteks ini penting supaya kamu tidak sekadar menebak-nebak saat menulis.

5. Hindari Kebiasaan Menyalin Tanpa Koreksi

Sering kali kamu menyalin teks dari internet atau catatan teman, lalu lupa memeriksa ulang penulisannya. Kalau sumbernya salah, kamu jadi ikut salah juga.

Biasakan untuk selalu membaca ulang apa yang kamu tulis, terutama saat membuat dokumen formal seperti makalah, proposal, atau laporan. Pastikan penulisan “di” sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia agar tulisanmu tetap kredibel.

6. Gunakan Kamus dan EYD sebagai Referensi

Kalau masih ragu, jangan sungkan untuk mengecek ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) atau panduan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Di era digital, kamu bisa mengakses KBBI daring dalam hitungan detik.

Mengandalkan hafalan memang tidak cukup. Dengan membiasakan diri membaca dan mengecek ulang aturan penulisan, lama-lama kamu akan lebih peka dan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

BACA JUGA: Penulisan Kata Depan “di” yang Benar, Jangan Sampai Salah!

Gabung di Universitas Mahakarya Asia

Kalau kamu ingin membangun karier di bidang manajemen, bisnis digital, atau teknologi informasi, Universitas Mahakarya Asia adalah pilihan yang tepat.

Jurusan seperti Kewirausahaan, Sistem Informasi, dan Teknik Informatika dirancang untuk mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Ayo kunjungi situs resmi di website Universitas Mahakarya Asia dan pilih jurusan sesuai minat kamu.

Dapatkan Sertifikat Pengakuan Resmi

Yuk, ikut program Sertifikasi Genaral Manager SDM dari UNMAHA untuk meningkatkan kredibilitas kamu di dunia kerja. Dengan sertifikat resmi, peluang kamu untuk diterima kerja atau naik jabatan semakin besar. Informasi lengkap bisa kamu dapatkan dengan menghubungi tim kami lewat WhatsApp sekarang juga.

Ikuti Program Reseller Laptop Adolo

Ingin tambahan penghasilan dengan modal ringan? Gabung di Program Reseller Laptop Adolo. Tanpa perlu stok barang, kamu bisa mulai bisnis dan hasilkan keuntungan. Cocok banget buat mahasiswa, pekerja, atau siapa saja yang ingin usaha sampingan. Segera hubungi tim Adolo dan mulai perjalanan bisnismu!

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *