UNMAHA – Call-to-action (CTA) merupakan elemen krusial yang berfungsi sebagai jembatan antara konten yang kamu sajikan dan tindakan yang kamu harapkan dari audiens. Tanpa CTA yang dirancang secara matang, pengunjung situs atau pembaca konten bisa saja hanya lewat tanpa melakukan aksi apa pun. Kesalahan umum dalam membuat CTA dapat mengakibatkan rendahnya tingkat konversi, bahkan ketika konten yang disajikan sudah menarik. Untuk membantu kamu menghindari hal tersebut, mari kita bahas bersama berbagai kesalahan umum dalam pembuatan CTA serta cara yang bisa dilakukan untuk menghindarinya.
Jika kamu tertarik mendalami dunia pemasaran digital, pembuatan konten yang mengonversi, hingga strategi kampanye berbasis teknologi, Program Studi Sarjana Sistem Informasi (S1) di UNMAHA adalah pilihan yang sangat tepat.
Prodi ini akan membekali kamu dengan pemahaman mendalam tentang bagaimana CTA berperan dalam pengalaman pengguna (UX), pengembangan aplikasi, dan pemasaran berbasis data. Kunjungi situs website PMB UNMAHA sekarang juga dan dapatkan informasi lengkap mengenai pendaftaran
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi dalam Membuat CTA
Meskipun CTA sering kali hanya terdiri dari satu atau dua kalimat atau bahkan hanya tombol, keberadaannya sangat menentukan arah interaksi pengguna terhadap konten. Sayangnya, banyak yang masih menganggap CTA sebagai pelengkap semata. Padahal, elemen ini bisa sangat menentukan keberhasilan kampanye digital atau strategi pemasaran.
Salah satu hal yang sering diabaikan adalah bagaimana sebuah CTA bisa mengubah pembaca pasif menjadi pelanggan aktif. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat menyusun CTA dan bagaimana kamu bisa menghindarinya agar performa kampanye digital meningkat secara signifikan.
1. CTA Kurang Jelas dan Tidak Spesifik
Salah satu kesalahan paling sering ditemui adalah CTA yang terlalu umum atau tidak memberikan arahan yang jelas. Misalnya, penggunaan frasa seperti “Klik di sini” tanpa menjelaskan apa manfaat yang akan diterima pengguna.
Untuk menghindari kesalahan ini, pastikan CTA yang kamu gunakan menjelaskan secara spesifik tindakan yang diharapkan dan manfaat yang akan diperoleh. Contohnya, ganti “Klik di sini” dengan “Unduh Ebook Gratis Sekarang” atau “Dapatkan Diskon 50% Hari Ini”.
2. CTA Tidak Menonjol Secara Visual
Banyak CTA yang tidak terlihat mencolok karena penggunaan desain yang kurang tepat. Mulai dari ukuran font yang terlalu kecil, warna tombol yang tidak kontras, hingga penempatan yang kurang strategis di dalam halaman.
Agar CTA kamu menarik perhatian, gunakan kombinasi warna yang kontras dengan latar belakang dan letakkan di posisi yang mudah terlihat. Gunakan desain tombol yang jelas dan teks yang cukup besar agar audiens tidak melewatkannya begitu saja.
3. Terlalu Banyak CTA dalam Satu Halaman
Beberapa halaman web atau konten digital sering kali dipenuhi dengan banyak CTA yang berbeda. Alih-alih meningkatkan konversi, justru bisa membuat pengunjung bingung dan tidak melakukan aksi apa pun. Solusinya adalah dengan fokus pada satu CTA utama di setiap halaman. Jika perlu menambahkan CTA pendukung, pastikan tidak mengalihkan perhatian dari CTA utama dan tetap selaras dengan tujuan konten.
4. Menggunakan Bahasa yang Kurang Persuasif
CTA yang menggunakan bahasa kaku, terlalu formal, atau bahkan datar bisa kehilangan daya tarik. Audiens cenderung mengabaikan CTA yang tidak membangkitkan rasa urgensi atau ketertarikan. Gunakan kalimat yang lebih aktif, menarik, dan membangkitkan emosi. Contohnya, “Jangan Lewatkan Penawaran Terbatas Ini!” atau “Mulai Investasi Pintar Kamu Sekarang Juga!” akan jauh lebih efektif dibandingkan kalimat standar.
5. Tidak Melakukan Pengujian terhadap CTA
Kesalahan besar lainnya adalah tidak melakukan pengujian atau A/B testing terhadap CTA yang digunakan. Padahal, melalui pengujian, kamu bisa mengetahui variasi mana yang memberikan performa terbaik. Cobalah membuat beberapa versi CTA dengan variasi teks, warna, dan penempatan. Dari hasil pengujian, kamu bisa menentukan versi mana yang paling efektif untuk meningkatkan interaksi pengguna.
Baca Juga: Perbedaan CTA Soft dan Hard, dan Kapan Harus Digunakan?
CTA yang Efektif Dapat Meningkatkan Performa Kampanye Digital
CTA bukan sekadar elemen tambahan dalam sebuah konten atau halaman web. Ia merupakan alat utama yang berfungsi untuk mendorong tindakan nyata dari audiens. Jika kamu mampu merancang CTA secara tepat, hasil dari strategi digital yang kamu jalankan akan meningkat secara signifikan.
Mulai dari peningkatan jumlah klik, pendaftaran pengguna baru, hingga terjadinya transaksi dapat dicapai jika CTA dibuat dengan strategi yang baik. Oleh karena itu, selalu evaluasi dan perbaiki CTA yang kamu gunakan agar dapat bekerja secara maksimal.
Untuk mendukung keahlianmu sekaligus mendapatkan pengakuan resmi di bidang ini, kamu juga bisa mengikuti Sertifikasi Digital Marketing yang ditawarkan UNMAHA.
Sertifikasi ini membuka peluang karier di bidang content strategist, digital campaign specialist, hingga conversion copywriter yang sangat dicari di era digital saat ini. konsultasi langsung via WhatsApp Admin UNMAHA untuk informasi mengenai sertifikasi ini.
Menyusun CTA yang efektif memerlukan ketelitian dan strategi yang matang. Hindari kesalahan-kesalahan umum seperti penggunaan bahasa yang tidak menarik, desain yang kurang mencolok, atau CTA yang tidak diuji efektivitasnya. Dengan pendekatan yang lebih strategis dan pemahaman yang mendalam, kamu dapat membuat CTA yang benar-benar bekerja dan membantu kamu mencapai target pemasaran secara optimal.
Mau Bisnis Sampingan? Jadi Reseller Laptop Adolo Sekarang Juga!
Ingin penghasilan tambahan dari rumah? Yuk, jadi bagian dari jaringan reseller laptop di Adolo, brand teknologi lokal dengan permintaan yang terus meningkat! Tanpa ribet stok barang, kamu cukup fokus jualan dan nikmati komisi menarik tiap bulannya. Cocok banget buat mahasiswa, fresh graduate, bahkan pebisnis pemula. Genggam peluang bisnis masa depan sekarang juga!***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma