Contoh KPI Maintenance dalam Penelitian Sistem

UNMAHA – Dalam dunia manajemen sistem, maintenance atau pemeliharaan menjadi elemen vital untuk menjaga kinerja sistem tetap optimal dan berkelanjutan. Salah satu cara terbaik untuk mengukur efektivitas maintenance adalah dengan menggunakan KPI (Key Performance Indicator). Artikel ini akan membahas secara lengkap contoh KPI maintenance dalam penelitian sistem, serta bagaimana penerapannya dalam praktik.

Apa Itu KPI Maintenance?

KPI Maintenance adalah indikator yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kegiatan pemeliharaan sistem berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik dari segi efisiensi waktu, efektivitas biaya, maupun kualitas sistem yang dipelihara.

Dalam konteks penelitian sistem, KPI maintenance berfungsi sebagai alat ukur untuk mengevaluasi hasil eksperimen, pengembangan sistem, atau perbaikan proses berbasis data yang terukur.

Pentingnya KPI dalam Penelitian Sistem

Tanpa KPI yang jelas, proses maintenance akan sulit dievaluasi secara objektif. Dalam penelitian, KPI membantu peneliti:

  • Menyediakan data kuantitatif untuk analisis.
  • Mengidentifikasi bagian sistem yang membutuhkan peningkatan.
  • Menilai keberhasilan pendekatan pemeliharaan yang diuji.
  • Membandingkan hasil antar metode atau pendekatan maintenance.

Contoh KPI Maintenance dalam Penelitian Sistem

Berikut adalah beberapa contoh KPI maintenance yang umum digunakan dalam penelitian sistem, khususnya dalam bidang sistem informasi, sistem manufaktur, atau sistem teknologi:

1. Mean Time Between Failure (MTBF)

Mean Time Between Failure (MTBF) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur rata-rata waktu operasional sistem sebelum mengalami kerusakan. Dalam konteks penelitian sistem, MTBF dapat menunjukkan tingkat keandalan sistem setelah dilakukan maintenance.

Semakin tinggi nilai MTBF, semakin jarang sistem mengalami kegagalan, yang artinya pemeliharaan berjalan efektif. Rumus yang digunakan adalah:
MTBF = Total waktu operasi / Jumlah kerusakan.
KPI ini sangat bermanfaat dalam membandingkan keandalan antar sistem atau metode pemeliharaan yang sedang diuji dalam penelitian.

2. Mean Time To Repair (MTTR) Sebagai KPI Maintenance

Mean Time To Repair (MTTR) menggambarkan seberapa cepat sistem dapat diperbaiki setelah terjadi kerusakan. Dalam penelitian sistem, MTTR digunakan untuk menilai efisiensi proses perbaikan yang dilakukan setelah gangguan terjadi.

Nilai MTTR yang rendah menunjukkan bahwa sistem atau tim pemeliharaan mampu merespons dan memperbaiki kerusakan dengan cepat. Rumus perhitungannya adalah:
MTTR = Total waktu perbaikan / Jumlah perbaikan.
KPI ini penting untuk melihat efektivitas penanganan gangguan dan memperkirakan waktu pemulihan sistem secara keseluruhan.

3. Availability (Ketersediaan Sistem)

Availability atau tingkat ketersediaan sistem merupakan KPI yang mengukur seberapa besar persentase waktu sistem berfungsi dengan baik dibandingkan dengan total waktu operasionalnya. Nilai ini menjadi salah satu indikator penting untuk mengetahui keandalan sistem secara menyeluruh.

Rumus yang digunakan adalah:
Availability = MTBF / (MTBF + MTTR) × 100%.
Semakin tinggi nilai availability, semakin tinggi pula efisiensi sistem dalam mendukung operasional tanpa gangguan yang berarti. Dalam penelitian sistem, KPI ini sangat relevan untuk membandingkan performa antara dua metode atau pendekatan pemeliharaan.

4. Maintenance Cost per Unit Time

Maintenance Cost per Unit Time adalah KPI yang digunakan untuk menghitung biaya pemeliharaan sistem selama periode waktu tertentu. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengevaluasi efisiensi biaya dalam aktivitas maintenance.

Biaya pemeliharaan yang terlalu tinggi bisa menjadi indikasi bahwa sistem atau proses maintenance belum berjalan optimal. Sebaliknya, biaya yang efisien dengan performa sistem yang tetap baik menunjukkan manajemen maintenance yang efektif. Dalam penelitian, KPI ini berguna untuk analisis cost-benefit dari pendekatan atau metode yang diuji.

5. Planned Maintenance Compliance (PMC) Sebagai KPI Maintenance

Planned Maintenance Compliance (PMC) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur persentase kegiatan maintenance yang berhasil dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncanakan. PMC bertujuan untuk menilai kedisiplinan dan kepatuhan terhadap jadwal pemeliharaan. Semakin tinggi nilai PMC, maka semakin baik perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan dilakukan. Dalam penelitian sistem, PMC bisa digunakan untuk mengevaluasi manajemen waktu dan efektivitas pengendalian jadwal kerja tim maintenance.

6. Downtime Frequency

Downtime Frequency mengukur seberapa sering sistem mengalami downtime dalam periode waktu tertentu. KPI ini digunakan untuk mengevaluasi seberapa efektif kegiatan preventive maintenance yang telah dilakukan. Jika sistem terlalu sering mengalami downtime, artinya kegiatan pemeliharaan belum optimal dan perlu dievaluasi ulang. Dalam penelitian sistem, KPI ini penting untuk melihat hubungan antara frekuensi downtime dengan metode atau strategi pemeliharaan yang diterapkan.

Baca Juga: 10 KPI Marketing untuk Mengukur Kesuksesan Bisnis

Cara Menggunakan KPI Maintenance dalam Penelitian Sistem

Dalam melakukan penelitian sistem, kamu bisa menggunakan KPI di atas dengan cara berikut:

1. Tentukan Tujuan Penelitian

Misalnya, ingin meneliti efektivitas metode predictive maintenance dibandingkan preventive maintenance.

3. Pilih KPI yang Relevan untuk KPI Maintenance

Gunakan indikator seperti MTBF, MTTR, dan Availability untuk membandingkan dua metode tersebut.

3. Kumpulkan Data Real-Time atau Simulasi

Data bisa berasal dari sistem yang sedang berjalan atau model simulasi.

4. Analisis dan Interpretasi Data

Gunakan pendekatan statistik untuk melihat perbedaan signifikan antara metode.

5. Berikan Rekomendasi

Berdasarkan hasil KPI, berikan kesimpulan dan saran sistem mana yang lebih optimal untuk diterapkan.

Pilihan Pendidikan dan Sertifikasi yang Tepat

Jika kamu tertarik berkarier di bidang Bisnis, kamu bisa mempertimbangkan jurusan Sarjana Manajemen di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA). Kampus ini menawarkan program yang mendukung kesuksesanmu di dunia Bisnis. Kampus Universitas Mahakarya Asia menyediakan berbagai peluang di tiga lokasi (Yogyakarta, Jakarta, dan Baturaja) untuk mendukung kesuksesan kariermu di bidang Bisnis, kunjungi website PMB UNMAHA.

Tak hanya di jalur akademik, kamu juga bisa mengikuti Sertifikasi Manajer Manajemen Talenta UNMAHA. Sertifikasi Manajer Manajemen Talenta merupakan program yang dirancang untuk menilai dan mengakui kompetensi individu dalam mengelola strategi manajemen talenta di perusahaan. Program ini mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan mencakup berbagai aspek penting dalam manajemen talenta

Untuk informasi lebih lanjut mengenai sertifikasi, kamu bisa menghubungi Admin via WhatsApp.

Peluang Bisnis Sampingan untuk Mahasiswa

Selain mendalami teknologi, kamu juga bisa memulai bisnis sampingan dengan menjadi reseller laptop bersama Adolo.

  • Dapatkan komisi besar dan tambahan keuntungan lainnya.
  • Mulai bisnis dengan mudah tanpa modal besar.

Daftar sekarang di Adolo dan wujudkan impianmu menjadi pebisnis sukses sejak mahasiswa.

 

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *