UNMAHA – Dalam dunia akuntansi dan keuangan, memahami konsep current asset sangat penting, terutama jika kamu ingin mengelola keuangan bisnis dengan baik. Current asset atau aset lancar adalah aset yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi bisnis. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang current asset, komponennya, serta cara menghitungnya.
Pengertian Current Asset
Current asset adalah jenis aset yang memiliki likuiditas tinggi, yang berarti dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai. Aset ini penting bagi perusahaan karena digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari dan membayar kewajiban jangka pendek. Aset lancar ini sering kali ditemukan dalam neraca perusahaan sebagai bagian dari laporan keuangan.
Komponen Current Asset
Terdapat beberapa jenis aset yang dikategorikan sebagai current asset. Berikut adalah beberapa komponennya:
1. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas adalah bentuk current asset yang paling likuid. Ini mencakup uang tunai, saldo bank, dan investasi jangka pendek yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai.
2. Piutang Usaha (Accounts Receivable)
Merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan kepada perusahaan untuk barang atau jasa yang telah diberikan. Piutang usaha biasanya memiliki periode jatuh tempo yang pendek, seperti 30 hingga 90 hari.
3. Persediaan (Inventory)
Persediaan mencakup barang jadi, barang dalam proses, dan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual atau digunakan dalam produksi. Nilai persediaan dapat bervariasi tergantung pada metode pencatatan yang digunakan, seperti FIFO (First In, First Out) atau LIFO (Last In, First Out).
Baca Juga: Manajemen Aset dalam Cloud: Meningkatkan Efisiensi Operasional
4. Surat Berharga (Marketable Securities)
Surat berharga adalah investasi jangka pendek yang dapat dijual dengan mudah dan memiliki nilai pasar yang stabil. Contohnya adalah saham, obligasi jangka pendek, dan reksa dana pasar uang.
5. Biaya Dibayar di Muka (Prepaid Expenses)
Biaya dibayar di muka adalah pembayaran yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk layanan atau produk yang akan diterima di masa mendatang. Contohnya adalah asuransi yang dibayar di awal periode.
6. Pendapatan yang Masih Harus Diterima (Accrued Revenues)
Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang telah diperoleh perusahaan tetapi belum diterima dalam bentuk kas. Ini biasanya terjadi dalam bisnis yang menyediakan jasa secara kredit.
Ingin bisnis mudah dengan produk berkualitas dan pasar luas? Adolo membuka kesempatan emas untuk kamu menjadi Reseller Laptop dengan keuntungan melimpah. Keunggulan jadi Reseller Laptop di Adolo, kamu akan dibimbing dan diberi pelatihan agar menjadi Reseller yang baik dan bisa menjual banyak produk Laptop dengan mudah. Jangan lewatkan peluang ini! Gabung sekarang & jadilah bagian dari bisnis teknologi yang berkembang pesat.
Cara Menghitung Current Asset
Menghitung current asset cukup sederhana. Kamu hanya perlu menjumlahkan semua komponen yang termasuk dalam aset lancar. Berikut adalah rumus dasar perhitungannya:
CurrenAsset = Kas dan Setara Kas + Piutang Usaha + Persediaan + Surat Berharga + Biaya di bayar di muka + Pendapatan yang harus diterima
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki aset lancar sebagai berikut:
- Kas dan setara kas: Rp 50.000.000
- Piutang usaha: Rp 30.000.000
- Persediaan: Rp 20.000.000
- Surat berharga: Rp 10.000.000
- Biaya dibayar di muka: Rp 5.000.000
- Pendapatan yang masih harus diterima: Rp 8.000.000
Maka total current asset-nya adalah:
50.000.000 + 30.000.000 + 20.000.000 + 10.000.000 + 5.000.000 + 8.000.000 = Rp. 123.000.000
Pentingnya Current Asset dalam Keuangan Bisnis
Memahami dan mengelola current asset dengan baik sangat penting bagi kesehatan keuangan bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat memiliki aset lancar yang cukup:
1. Menjaga Likuiditas
Aset lancar yang mencukupi memastikan bisnis dapat memenuhi kewajiban jangka pendek seperti pembayaran utang atau gaji karyawan.
2. Meningkatkan Kepercayaan Investor
Perusahaan dengan rasio current asset yang sehat lebih menarik bagi investor dan pemberi pinjaman.
3. Mempermudah Pengambilan Keputusan
Dengan memahami komponen current asset, kamu bisa mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif.
Ingin memahami lebih dalam tentang pengelolaan keuangan bisnis dan meningkatkan keterampilan akuntansi? Jangan lewatkan kursus Satisfaction Guaranteed: Google Certified Customer Loyalty di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA). Dengan memahami konsep current asset secara lebih mendalam, kamu bisa mengelola arus kas, aset lancar, dan loyalitas pelanggan secara lebih efektif. Daftar sekarang dan pelajari bagaimana aset lancar dapat berperan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan serta loyalitas bisnis.
Tingkatkan Keahlian, Kuasai Masa Depan
Ingin menjadi ahli dalam perangkat IoT dan memahami bagaimana Current Asset berperan dalam industri teknologi? Jangan lewatkan kesempatan emas untuk mengikuti Sertifikasi Engineer Perangkat IoT yang ada di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA). Kuasai konsep manajemen aset dalam IoT, Tingkatkan kredibilitas profesional, dan Buka peluang karier lebih luas di era digital. Jadilah bagian dari inovasi teknologi dengan sertifikasi yang diakui, Daftar sekarang dan raih masa depan cerah di dunia IoT.
Jadilah Ahli Sistem Informasi di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA)
Bergabunglah dengan Program Sarjana Sistem Informasi di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) jika kamu ingin memahami Current Asset dan menguasai teknologi digital untuk dunia bisnis. Kenapa pilih Sistem Informasi? Kurikulum yang dipelajari menggabungkan teknologi dan bisnis, serta analisis data dan manajemen aset digital. Kamu bisa mengunjungi Website PMB UNMAHA untuk melihat informasi seputaran Kampus Universitas Mahakrya Asia (UNMAHA) yang memiliki berbagai macam Program Studi Terbaik. Daftar sekarang! Info lebih lanjut? Hubungi kami
Current asset adalah aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun dan berperan penting dalam keuangan bisnis. Komponen utama current asset meliputi kas, piutang usaha, persediaan, surat berharga, biaya dibayar di muka, dan pendapatan yang masih harus diterima. Dengan mengetahui cara menghitungnya, kamu bisa lebih mudah menganalisis kesehatan keuangan perusahaan dan memastikan bisnis berjalan dengan lancar.***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma