UNMAHA – Jika kamu mahasiswa, pasti sudah tidak asing lagi dengan tugas yang satu ini yaitu menulis karya ilmiah. Mulai dari makalah, laporan praktikum, esai ilmiah, sampai skripsi semuanya punya aturan main yang harus diikuti. Nah, biar tidak salah langkah, penting banget buat kamu mengerti mengenai unsur karya ilmiah.
Yuk kita bahas bareng apa saja sih 9 unsur karya ilmiah yang wajib ada, lengkap dan dijelaskan dengan bahasa yang santai tapi tetap berbobot.
9 Unsur Karya Ilmiah
Berikut 9 unsur karya ilmiah yang wajib ada
1. Judul yang Jelas dan Spesifik
Judul itu ibarat pintu utama sebuah rumah. Jika judulnya saja sudah membingungkan atau terlalu umum, pembaca bisa kehilangan arah bahkan sebelum masuk ke isi tulisan.
Judul karya ilmiah harus jelas, padat, dan menggambarkan isi tulisan. Misalnya, daripada hanya“Pengaruh Internet”, lebih baik spesifikan menjadi “Pengaruh Penggunaan Internet terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di Masa Pandemi COVID-19”.
Kenapa ini penting? Karena dari judul saja, pembaca (termasuk dosen atau penguji) bisa langsung punya gambaran besar tentang apa yang akan dibahas. Jangan lupa juga, hindari judul yang terlalu bombastis tapi tidak relevan sama isi ya!
2. Abstrak
Abstrak bisa dibilang rangkuman super singkat dari seluruh isi karya ilmiah. Biasanya cukup satu paragraf (100–250 kata), tapi isinya harus padat dan mencakup latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Abstrak ini sering dibaca duluan sebelum seseorang memutuskan untuk lanjut baca isi karya ilmiah kamu.
Abstrak juga biasanya dibuat dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Jadi, penting juga untuk memastikan kamu punya terjemahan yang tepat dan tidak kaku.
3. Pendahuluan
Bagian ini adalah tempat kamu “bercerita” kenapa topik ini penting untuk dibahas. Di sinilah kamu jelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Gunakan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Hindari kalimat yang terlalu berbelit-belit. Pendahuluan yang baik bisa bikin pembaca tertarik untuk lanjut baca sampai akhir.
4. Tinjauan Pustaka / Kajian Teori
Nah, ini bagian penting yang sering disepelekan. Tinjauan pustaka menunjukkan bahwa kamu tidak asal menulis, tapi sudah melakukan penelusuran literatur dan teori yang relevan.
Di sini kamu bisa memasukkan kutipan-kutipan dari buku, jurnal, artikel ilmiah, atau skripsi/tesis yang mendukung topikmu. Tujuannya? Biar karya ilmiahmu punya landasan teori yang kuat. Plus, ini juga menunjukkan bahwa kamu menghargai dan meneruskan hasil penelitian orang lain.
5. Metodologi Penelitian
Bagian ini sih bisa dibilang “jeroannya” karya ilmiah. Di bagian metode, kamu harus menjelaskan secara detail bagaimana cara kamu mendapatkan data atau informasi, mulai dari jenis penelitiannya (kualitatif, kuantitatif, atau campuran), teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, sampai teknik analisis datanya.
Kenapa penting? Karena dari sinilah pembaca bisa menilai sejauh mana penelitianmu bisa dipertanggungjawabkan. Metode yang jelas juga bikin penelitianmu bisa di-replikasi oleh peneliti lain.
6. Hasil dan Pembahasan
Ini bagian paling “daging” dari karya ilmiahmu. Di sini kamu sajikan hasil penelitian yang sudah kamu lakukan, bisa berupa data kuantitatif (angka-angka, grafik, tabel) maupun kualitatif (narasi, wawancara, observasi).
Setelah menyajikan data, kamu harus bahas hasilnya, apakah sesuai dengan hipotesis, bagaimana relevansinya dengan teori yang sudah dibahas, dan apa maknanya secara praktis maupun teoritis. Jangan asal menyebutkan angka atau kutipan tanpa menjelaskan maksudnya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Karya Ilmiah, Tujuan, Contoh, dan Strukturnya
7. Kesimpulan dan Saran
Bagian ini jadi penutup dari karya ilmiah kamu. Tapi jangan anggap remeh ya! Kesimpulan harus ditulis berdasarkan hasil penelitian, bukan opini atau harapan pribadi.
Tuliskan kesimpulan dengan ringkas, jelas, dan langsung pada intinya. Setelah itu, kamu bisa menambahkan saran, baik itu untuk peneliti selanjutnya, pihak yang berkepentingan, atau bahkan pembaca secara umum.
8. Daftar Pustaka
Ini dia yang sering bikin mahasiswa deg-degan, karena harus sesuai dengan format penulisan referensi yang diminta. Entah itu APA Style, MLA, atau yang lainnya, kamu wajib mencantumkan semua sumber yang kamu kutip di dalam tulisan.
Daftar pustaka membuktikan jika karya ilmiahmu berbasis referensi dan bukan hasil copas semata. Plus, ini bentuk penghargaan kamu terhadap penulis-penulis yang sudah jadi referensi.
9. Lampiran (Jika Ada)
Terakhir, jika kamu punya dokumen pendukung seperti kuesioner, hasil wawancara, surat izin penelitian, atau foto-foto kegiatan penelitian, masukkan ke bagian lampiran. Lampiran ini bukan bagian utama dari karya ilmiah, tapi bisa membantu pembaca atau dosen memahami lebih jauh proses penelitian yang kamu lakukan.
Yuk, Mulai Menulis dengan Ilmiah!
Menulis karya ilmiah memang bukan hal yang instan. Tapi jika kamu sudah paham dan menguasai 9 unsur karya ilmiah ini, dijamin prosesnya jadi lebih ringan dan terstruktur. Ingat, karya ilmiah itu bukan sekadar syarat lulus atau tugas kuliah, tapi juga kontribusi intelektual kamu sebagai mahasiswa.
Jadi, yuk mulai menulis dengan niat dan semangat! Terakhir, jangan lupa, ilmu tanpa tulisan bisa cepat hilang, tapi ilmu yang dituliskan bisa hidup selamanya. Semangat berkarya, ya!
Kamu lagi bingung pilih kampus? Atau ingin kuliah di tempat yang tidak hanya mengajarkan teori tapi juga memberi skill dunia kerja? Universitas Mahakarya Asia buka Penerimaan Mahasiswa Baru lho! Cocok banget buat kamu yang ingin berkembang bareng kampus yang tidak hanya fokus akademik, tapi juga mempersiapkan kamu jadi wirausaha muda dan profesional masa depan. Jika kamu suka dunia teknologi dan kreatif, jurusan Sarjana Informatika bisa banget kamu lirik.
UNMAHA juga menyediakan program Sertifikasi SEO Specialist, Sertifikasi ini dibuat untuk membekali peserta dengan pemahaman menyeluruh mengenai strategi SEO, mulai dari riset keyword, analisis data, hingga penerapan teknis secara efektif.
Tunggu apa lagi, segera hubungi Admin PMB UNMAHA dan daftar sekarang dan jadilah bagian dari Generasi Mahakarya!
Cuan dari Rumah? Bisa Banget Jadi Reseller Laptop di Adolo.id!
Lagi nyari peluang cuan tanpa ribet stok barang? Gabung jadi reseller laptop di Adolo.id saja! Modal kecil, untung bisa gede, dan kamu bisa jualan dari mana saja. Laptop original, harga bersaing, dan sistem support yang siap bantu kamu sukses. Yuk, mulai bisnis kamu bareng Adolo, karena jualan laptop tidak harus punya toko!
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma