UNMAHA – Di dunia teknologi, dua profesi yang semakin banyak diminati adalah Full Stack Developer dan Data Scientist. Meskipun keduanya sama-sama berperan penting dalam pengembangan teknologi, ada perbedaan Full Stack Developer dan Data Scientist pada tugas dan keterampilan yang dibutuhkan. Kamu mungkin bertanya-tanya, mana yang lebih cocok untuk minat dan kemampuan kamu?
Profesi ini memang sering jadi perbincangan. Sebagai seorang Full Stack Developer, kamu akan fokus pada pengembangan aplikasi baik dari sisi front-end maupun back-end. Di sisi lain, Data Scientist adalah “detektif data” yang menganalisis, mengolah, dan memprediksi tren dari data untuk membantu pengambilan keputusan bisnis. Yuk, kita bahas lebih detail perbedaannya!
Perbedaan Full Stack Developer dan Data Scientist
Berikut ini adalah perbedaan yang mungkin bisa kamu pahami:
1. Full Stack Developer:
Sebagai Full Stack Developer, tanggung jawab kamu meliputi pembangunan aplikasi web atau mobile dari ujung ke ujung. Ini berarti kamu bekerja pada antarmuka pengguna (front-end), logika bisnis (back-end), hingga pengelolaan database. Kamu harus paham berbagai teknologi seperti HTML, CSS, JavaScript, serta framework seperti React atau Node.js.
2. Data Scientist:
Data Scientist bekerja dengan data mentah untuk menemukan wawasan yang relevan. Kamu perlu memahami statistik, machine learning, dan visualisasi data menggunakan alat seperti Python, R, atau TensorFlow. Peran ini lebih menekankan analisis data untuk memecahkan masalah bisnis.
Keterampilan yang Dibutuhkan
Adapun keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masing posisi tersebut:
1. Full Stack Developer:
Untuk sukses di profesi ini, kamu harus punya keterampilan coding yang kuat. Pengetahuan tentang sistem server dan database seperti MySQL atau MongoDB juga penting. Tidak kalah penting, kamu juga harus mengerti cara menyusun aplikasi agar efisien dan user-friendly.
2. Data Scientist:
Berbeda dengan Full Stack Developer, profesi ini menuntut pemahaman mendalam tentang matematika dan statistik. Keterampilan dalam mengolah data besar (big data) dan membuat prediksi berbasis algoritma juga sangat diperlukan.
Peluang Karier dan Gaji
Berikut ini adalah perbedaan dari segi peluang karier dan gaji:
1. Full Stack Developer:
Dengan berkembangnya e-commerce dan aplikasi mobile, kebutuhan akan Full Stack Developer terus meningkat. Gaji seorang developer pemula di Indonesia bisa mencapai Rp8-15 juta per bulan, sementara yang sudah senior bisa lebih tinggi.
2. Data Scientist:
Karena data dianggap sebagai “emas baru”, Data Scientist juga menjadi profesi yang sangat dicari. Gaji awal Data Scientist di Indonesia bisa dimulai dari Rp10-20 juta per bulan dan terus bertambah seiring pengalaman.
Baca Juga: Mengenal Full Stack Web Developer dan Skill yang Dibutuhkan untuk Profesi Ini
Kenapa Harus Pilih Karier di Teknologi?
Baik menjadi Full Stack Developer maupun Data Scientist, keduanya menawarkan prospek cerah. Kalau kamu ingin menguasai kedua bidang tersebut, Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) menyediakan program sertifikasi unggulan yang bisa membantu kamu mencapai impian kamu. Salah satu pilihan program studi yang sangat relevan adalah Program Studi Informatika. Program ini memberikan dasar yang kuat dalam pemrograman, pengelolaan database, dan pengembangan aplikasi berbasis web.
Pilihan antara Full Stack Developer dan Data Scientist tergantung pada minat dan keahlian kamu. Kalau kamu suka coding dan membangun aplikasi dari nol, Full Stack Developer adalah pilihan tepat. Namun, jika kamu juga tertarik ingin berwirausaha dibidang teknologi kamu bisa memulainya juga melalui reseller di ADOLO.ID. .
Jangan ragu untuk mendaftar menjadi mahasiswa di PMB UNMAHA dan mulai bangun karier kamu di dunia teknologi. Selain itu, ambil juga kesempatan untuk memperoleh Sertifikasi Full Stack Developer UNMAHA dan juga Sertifikasi Big Data Scientist UNMAHA. Hubungi Admin via WhatsApp sekarang dan dapatkan informasi terkait sertifikasi dan pendaftaran mahasiswa baru di UNMAHA.***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma