Mengenal Prinsip SOLID dalam Pengembangan Perangkat Lunak

UNMAHA – Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, ada beberapa prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para developer. Guna menciptakan kode yang mudah dipelihara, skalabel, dan fleksibel. Prinsip ini merupakan panduan bagi para developer dalam merancang sistem yang baik, sehingga perangkat lunak yang dibangun dapat bertahan lama dan mudah dikembangkan seiring waktu. Nah, di artikel ini kita akan mengenal prinsip SOLID yang bisa kamu terapkan.

Apa Itu Prinsip SOLID?

Prinsip SOLID adalah serangkaian lima pedoman yang pertama kali diperkenalkan oleh Robert C. Martin, seorang ahli rekayasa perangkat lunak, pada tahun 2000-an. SOLID sendiri adalah akronim dari lima prinsip dasar yang harus diterapkan dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek.

Inilah Prinsip SOLID 

1. Single Responsibility Principle (SRP)

Single Responsibility Principle (SRP) menyatakan bahwa sebuah kelas atau modul sebaiknya hanya memiliki satu alasan untuk berubah, yang artinya hanya memiliki satu tanggung jawab. Dengan menerapkan SRP, kode menjadi lebih modular dan mudah dikelola.

Contoh Implementasi SRP

Misalnya, dalam sebuah aplikasi e-commerce, kelas OrderProcessor hanya bertanggung jawab untuk memproses pesanan, bukan untuk menangani pembayaran atau pengiriman.

2. Mengenal Prinsip SOLID Open/Closed Principle (OCP)

Open/Closed Principle (OCP) menyatakan bahwa entitas perangkat lunak (kelas, modul, fungsi) harus terbuka untuk ekstensi, tetapi tertutup untuk modifikasi.

Prinsip ini memungkinkan developer untuk menambahkan fitur baru atau memperluas fungsi perangkat lunak tanpa harus mengubah kode yang sudah ada, sehingga mengurangi risiko bug.

Contoh Implementasi OCP

Dengan menggunakan inheritance atau interface, kamu bisa menambahkan fitur baru pada aplikasi tanpa harus mengubah kode yang sudah ada.

Baca juga: Cara Menggunakan Python untuk Analisis Data Besar

3. Liskov Substitution Principle (LSP)

Liskov Substitution Principle (LSP) adalah prinsip yang menyatakan bahwa objek dari subclass harus bisa menggantikan objek dari superclass tanpa mengubah sifat-sifat penting dari program.

Dengan kata lain, setiap instance dari sebuah subclass harus bisa digunakan menggantikan instance dari superclass-nya dan tetap memastikan aplikasi berfungsi dengan baik.

Contoh Implementasi LSP

Misalnya, jika kamu memiliki kelas Bird yang memiliki method fly(), maka subclass seperti Sparrow atau Eagle harus dapat menggantikan Bird tanpa mengganggu perilaku aplikasi.

4. Interface Segregation Principle (ISP)

Interface Segregation Principle (ISP) menyarankan agar kita tidak memaksa sebuah kelas untuk mengimplementasikan interface yang tidak dibutuhkannya.

Sebaliknya, lebih baik memecah interface besar menjadi beberapa interface kecil yang lebih spesifik sesuai kebutuhan kelas.

Contoh Implementasi ISP

Dalam pengembangan aplikasi, daripada membuat satu interface besar IMammal yang mencakup metode Walk(), Swim(), dan Fly(), lebih baik memisahkannya menjadi beberapa interface yang lebih spesifik seperti IWalkable, ISwimmable, dan IFlyable.

Dengan demikian, kelas Dog hanya perlu mengimplementasikan IWalkable dan ISwimmable, tanpa dipaksa mengimplementasikan IFlyable.

5. Dependency Inversion Principle (DIP)

Dependency Inversion Principle (DIP) menyatakan bahwa modul tingkat tinggi tidak boleh bergantung pada modul tingkat rendah, melainkan harus bergantung pada abstraksi.

Contoh Implementasi DIP

Dalam konteks aplikasi yang menggunakan database, alih-alih membuat kelas UserRepository bergantung langsung pada kelas MySQLDatabase, kamu dapat membuat interface IDatabase yang diimplementasikan oleh MySQLDatabase. UserRepository kemudian hanya bergantung pada IDatabase, sehingga kamu bisa mengganti MySQL dengan database lain tanpa mengubah UserRepository.

Baca juga: Cara Membuat Halaman Login dengan Autentikasi JWT

Prinsip SOLID adalah dasar yang sangat penting dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek. Dengan mengenal prinsip SOLID kamu dapat memastikan bahwa kode yang dibuat lebih mudah dipelihara, dikembangkan, dan diintegrasikan dengan komponen lain.

Prinsip ini tidak hanya membantu dalam menciptakan kode yang bersih dan efisien, tetapi juga membuat proses pengembangan lebih efektif dan minim bug.

Jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang prinsip SOLID dan pengembangan perangkat lunak secara umum. Universitas Mahakarya Asia adalah tempat yang tepat untuk memulai.

Sebagai kampus masa depan yang menawarkan berbagai program studi yang relevan dengan tantangan era digital. Seperti Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Akuntansi, Kewirausahaan, Arsitektur, Teknik Industri, hingga Sains Informasi Geografi, kamu akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang siap menghadapi dunia kerja yang terus berkembang.***

 

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *