UNMAHA – Pengujian website adalah salah satu tahapan penting dalam mengembangkan situs yang andal dan fungsional. Salah satu metode yang sering digunakan adalah black box testing. Dalam pengujian webiste dengan black box testing, kamu akan fokus pada fungsionalitas website tanpa melihat bagian dalam kode atau sistem yang ada. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa website berjalan dengan baik dari perspektif pengguna akhir. Yuk, simak langkah-langkahnya!
Melakukan black box testing bisa membantu menemukan berbagai masalah yang mungkin tidak terlihat oleh pengembang. Ini sangat penting, karena pengujian ini dilakukan berdasarkan input dan output yang diharapkan. Dengan pendekatan ini, kamu bisa memastikan bahwa website yang diuji benar-benar memenuhi ekspektasi pengguna. Mari kita bahas bagaimana cara melakukan pengujian website dengan black box testing!
Langkah Pengujian Website dengan Black Box Testing
1. Persiapan Sebelum Pengujian
Sebelum kamu memulai black box testing, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan dokumen spesifikasi website. Dokumen ini berisi informasi mengenai fitur-fitur yang ada di situs tersebut. Pastikan kamu memahami tujuan dari setiap fitur, sehingga saat melakukan pengujian, kamu tahu apa yang harus diuji. Dokumen ini juga membantu kamu dalam menentukan skenario pengujian yang relevan.
Dengan black box testing, kamu tidak perlu mengetahui kode di balik tampilan website. Semua pengujian dilakukan dengan cara yang lebih praktis, hanya berfokus pada apakah fitur-fitur berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya, jika ada form pengisian data, kamu bisa menguji apakah data yang dimasukkan dengan benar bisa disubmit tanpa masalah. Ini adalah cara yang efisien untuk mengevaluasi apakah pengguna bisa mengakses dan menggunakan situs dengan lancar.
2. Menyusun Skenario Pengujian
Langkah kedua dalam black box testing adalah menyusun skenario pengujian yang mencakup berbagai jenis input. Setiap input yang dimasukkan dalam situs harus diuji dengan berbagai kondisi, baik yang valid maupun yang tidak valid. Misalnya, jika sebuah form meminta alamat email, coba masukkan email yang valid, tidak valid, atau kosong, dan lihat bagaimana sistem merespon.
Dengan melakukan pengujian ini, kamu akan mendapatkan gambaran mengenai seberapa baik website mengelola data input dan memberikan feedback yang jelas. Misalnya, ketika pengguna memasukkan email yang salah, apakah website memberikan notifikasi yang tepat? Dengan skenario yang tepat, kamu bisa memastikan semua fitur berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Melakukan Pengujian pada Berbagai Platform
Website sering diakses dari berbagai perangkat, seperti desktop, tablet, dan smartphone. Oleh karena itu, black box testing juga perlu dilakukan di berbagai platform untuk memastikan responsivitas dan kompatibilitas website. Pengujian di berbagai browser seperti Chrome, Firefox, Safari, dan Edge juga penting untuk memastikan bahwa website berfungsi dengan baik di semua jenis browser.
Dalam pengujian ini, pastikan semua elemen seperti tombol, menu navigasi, dan form berjalan dengan lancar di berbagai perangkat dan resolusi layar. Ini penting agar pengguna tidak mengalami kesulitan saat mengakses website, apalagi jika mereka menggunakan perangkat dengan ukuran layar yang lebih kecil.
4. Verifikasi Output
Langkah selanjutnya dalam black box testing adalah memverifikasi output yang dihasilkan. Setiap aksi yang dilakukan pada website, seperti mengisi form atau mengklik tombol, harus menghasilkan output yang sesuai dengan ekspektasi. Verifikasi output sangat penting untuk memastikan bahwa setiap fitur tidak hanya bekerja dengan baik, tetapi juga memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan pengguna.
Misalnya, setelah mengirimkan data melalui form pendaftaran, pastikan bahwa data yang dikirimkan ditampilkan dengan benar di halaman konfirmasi atau database. Jika ada pesan kesalahan, pastikan bahwa pesan tersebut jelas dan dapat dimengerti oleh pengguna.
5. Uji Kinerja dan Keamanan
Selain fungsionalitas, black box testing juga melibatkan pengujian kinerja dan keamanan. Pengujian kinerja bertujuan untuk memastikan bahwa website dapat menangani sejumlah besar pengunjung tanpa mengalami gangguan. Sedangkan pengujian keamanan memastikan bahwa data pribadi pengguna terlindungi dengan baik.
Penting untuk memastikan bahwa website tidak mudah diretas dan mampu melindungi data pengguna, terutama informasi sensitif seperti alamat email dan nomor kartu kredit. Keamanan website harus menjadi prioritas agar pengunjung merasa aman saat berinteraksi dengan situs.
Baca Juga: Apa Itu Black Box Testing dan Teknik Pengujiannya
Melakukan black box testing adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan website berfungsi dengan baik dan aman digunakan. Dengan mengikuti langkah-langkah pengujian yang telah dijelaskan, kamu bisa memastikan bahwa website tidak hanya fungsional, tetapi juga memberikan pengalaman yang baik bagi pengguna. Jangan lupa untuk selalu memperbarui dan melakukan pengujian berkala agar website tetap optimal.
Untuk kamu yang ingin lebih mendalami bidang teknologi dan pengujian software, Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) memiliki jurusan yang tepat untuk kamu, seperti Teknik Informatika. Dengan sertifikasi seperti Business Intelligence Analyst dan Google Certified Customer Loyalty, kamu bisa mempersiapkan diri untuk karir yang cerah di dunia teknologi.
Tertarik untuk melanjutkan studi di UNMAHA? Daftarkan diri kamu sekarang melalui link PMB UNMAHA dan bergabunglah di jurusan yang tepat untuk mewujudkan impian kamu! Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami melalui WhatsApp di klik di sini.
Selain itu, bagi kamu yang ingin menghasilkan uang secara online, menjadi reseller Adolo bisa menjadi pilihan bisnis yang menguntungkan. Jangan ragu untuk memulai perjalanan kamu sekarang!***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma