UNMAHA- Data merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan di era digital saat ini. Data yang hilang atau rusak dapat menyebabkan gangguan operasional yang signifikan, kehilangan informasi bisnis yang berharga, dan bahkan kerugian finansial yang besar. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi backup dan recovery data yang efektif untuk memastikan kelangsungan bisnis dan perlindungan terhadap risiko kehilangan data. Berikut sudah kita ringkaskan beberapa langkah yang harus dilakukan saat backup dan recovery data dalam perusahaan
Apa itu Backup dan Recovery Data dalam Perusahaan?
Backup dan recovery data adalah proses penting yang bertujuan untuk memastikan bahwa data dapat dipulihkan dengan cepat dan efisien jika terjadi kegagalan sistem, serangan siber, atau bencana lainnya. Artikel ini akan membahas langkah-langkah utama dalam melakukan backup dan recovery data dalam perusahaan serta praktik terbaik untuk menjaga keamanan dan keandalan data.
Apakah kamu siap untuk menjadi ahli di balik pengelolaan dan transformasi data? Sertifikasi Data Engineer adalah langkah pertama menuju karier gemilang di bidang data! Sertifikasi ini dirancang untuk membekali kamu dengan kompetensi yang relevan dan diakui secara nasional, mulai dari perancangan arsitektur data hingga pengelolaan keamanan data.
Dengan pengakuan ini, kamu tidak hanya membuktikan keahlian kamu dalam mengelola data besar tetapi juga menjadi solusi bagi organisasi yang membutuhkan infrastruktur data yang andal dan efisien. Tak peduli apakah kamu seorang profesional yang berpengalaman atau pendatang baru, sertifikasi ini memberikan keunggulan kompetitif yang kamu butuhkan untuk berkembang.
Jangan lewatkan kesempatan emas untuk meningkatkan kredibilitas kamu di dunia data! Daftarkan diri kamu sekarang dan raih pengakuan resmi sebagai Data Engineer yang andal. Dengan sertifikasi ini, masa depan karier kamu di bidang data ada dalam genggaman!
Cara Backup dan Recovery Data dalam Perusahaan
1. Mengidentifikasi Data yang Harus Dibackup
Langkah pertama dalam strategi backup adalah mengidentifikasi data yang perlu disimpan cadangannya. Tidak semua data memiliki tingkat kepentingan yang sama, sehingga perusahaan harus menetapkan prioritas berdasarkan tingkat kritikalitasnya.
Beberapa kategori data yang perlu diperhatikan meliputi:
- Data pelanggan: Informasi yang berkaitan dengan pelanggan, termasuk kontak, transaksi, dan riwayat komunikasi.
- Data keuangan: Catatan transaksi, laporan keuangan, dan data akuntansi.
- Data operasional: File proyek, dokumen kebijakan, dan data produksi.
- Data aplikasi bisnis: Konfigurasi perangkat lunak, database, dan data dari aplikasi internal perusahaan.
2. Memilih Metode Backup yang Tepat
Setelah mengidentifikasi data yang akan di-backup, langkah selanjutnya adalah memilih metode backup yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Beberapa metode backup yang umum digunakan adalah:
a. Full Backup
Full backup adalah proses pencadangan semua data secara menyeluruh. Meskipun memberikan perlindungan maksimal, metode ini membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar dan waktu yang lebih lama untuk proses backup.
b. Incremental Backup
Incremental backup hanya mencadangkan data yang berubah sejak backup terakhir. Metode ini lebih efisien dalam penggunaan penyimpanan dan waktu, tetapi proses pemulihannya bisa lebih kompleks karena harus menggabungkan beberapa backup untuk mendapatkan versi terbaru dari data.
c. Differential Backup
Differential backup menyimpan semua perubahan sejak full backup terakhir. Dibandingkan dengan incremental backup, metode ini memungkinkan pemulihan data yang lebih cepat karena hanya memerlukan dua backup (full backup dan differential backup terakhir).
3. Memilih Media Penyimpanan Backup
Pemilihan media penyimpanan yang tepat sangat penting untuk memastikan keandalan backup. Beberapa opsi penyimpanan yang umum digunakan meliputi:
- Hard drive eksternal: Solusi sederhana yang cocok untuk backup lokal dengan kapasitas terbatas.
- Server lokal: Penyimpanan pada server perusahaan yang memungkinkan akses cepat ke backup data.
- Cloud storage: Penyimpanan berbasis cloud yang menawarkan skalabilitas dan perlindungan dari kehilangan data akibat bencana fisik.
- Tape backup: Metode tradisional yang masih digunakan oleh perusahaan besar karena daya tahan dan kapasitasnya yang besar.
Baca juga: Cara Membuat Backup Data di Cloud
4. Menjadwalkan Backup Secara Berkala
Backup harus dilakukan secara rutin agar data yang tersimpan tetap up-to-date. Frekuensi backup tergantung pada kebutuhan bisnis, misalnya:
- Backup harian: Untuk data yang terus berubah, seperti transaksi keuangan dan sistem CRM.
- Backup mingguan: Untuk data yang kurang sering berubah tetapi tetap penting.
- Backup bulanan: Untuk arsip data lama yang jarang diakses tetapi masih perlu disimpan.
Selain itu, perusahaan harus menerapkan kebijakan backup otomatis untuk mengurangi risiko kelalaian manusia dalam melakukan pencadangan data.
Untuk kamu ingin yang membangun dan mengelola E-commerce tapi bingung mulai dari mana? Kursus Google Certified E-commerce Management memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk membangun, meluncurkan, dan mengelola toko e-commerce secara profesional. Bagian dari Google Pemasaran Digital & E-commerce Sertifikat Profesional, kursus ini mengajarkan cara menggunakan platform seperti Shopify untuk menjual produk secara online.
5. Menguji dan Memvalidasi Backup
Melakukan backup saja tidak cukup; perusahaan harus secara rutin menguji dan memvalidasi backup untuk memastikan bahwa data dapat dipulihkan dengan benar jika terjadi kegagalan sistem. Pengujian ini mencakup:
- Memulihkan file individual untuk memverifikasi integritas data.
- Melakukan simulasi pemulihan sistem penuh untuk mengukur kecepatan dan efektivitas recovery.
- Memastikan bahwa backup tidak rusak atau korup.
6. Merancang Strategi Recovery Data
Recovery data adalah proses memulihkan data yang telah dicadangkan setelah terjadi kehilangan atau kerusakan. Beberapa langkah utama dalam strategi recovery meliputi:
a. Menentukan Recovery Time Objective (RTO) dan Recovery Point Objective (RPO)
- RTO (Recovery Time Objective): Waktu maksimum yang diperbolehkan untuk memulihkan sistem sebelum bisnis terdampak secara signifikan.
- RPO (Recovery Point Objective): Jumlah data maksimum yang bisa hilang dalam suatu kejadian sebelum perusahaan mengalami kerugian yang tidak dapat diterima.
b. Menyiapkan Disaster Recovery Plan (DRP)
DRP adalah dokumen yang menguraikan prosedur pemulihan data dalam situasi darurat. Rencana ini mencakup daftar tanggung jawab tim IT, langkah-langkah pemulihan, serta sumber daya yang diperlukan untuk mengembalikan operasi bisnis secepat mungkin.
c. Menggunakan Teknologi Virtualisasi dan Cloud-Based Recovery
Teknologi virtualisasi memungkinkan perusahaan untuk dengan cepat mengaktifkan kembali sistem yang rusak tanpa harus menunggu pemulihan perangkat keras fisik. Sementara itu, solusi cloud-based disaster recovery memungkinkan perusahaan untuk mengakses backup mereka dari mana saja dengan kecepatan tinggi.
Kamu ingin bisnis modal kecil tapi untung besar? Jadi reseller laptop di Adolo.id aja! Tanpa stok barang, komisi menarik, dan ada mentoring bisnis gratis. Gampang banget buat mulai, yuk gabung sekarang dan raih cuan tanpa batas! Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan hubungi Admin melalui WhatsApp.
7. Menerapkan Keamanan dalam Backup dan Recovery
Keamanan backup sama pentingnya dengan proses backup itu sendiri. Beberapa langkah untuk memastikan keamanan data backup meliputi:
- Enkripsi data: Melindungi data backup dari akses tidak sah dengan menggunakan metode enkripsi yang kuat.
- Kontrol akses: Memberikan hak akses hanya kepada personel yang berwenang.
- Penyimpanan backup di lokasi terpisah: Memastikan bahwa backup tersedia meskipun terjadi bencana di lokasi utama.
- Menggunakan autentikasi multi-faktor (MFA): Menambahkan lapisan keamanan ekstra dalam akses ke data backup.
Seberapa Penting Peran Backup dan Recovery Data dalam Perusahaan?
Backup dan recovery data adalah langkah penting untuk melindungi perusahaan dari risiko kehilangan informasi yang dapat mengganggu operasional bisnis. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan—mulai dari identifikasi data, pemilihan metode backup, penjadwalan, pengujian, hingga strategi recovery—perusahaan dapat memastikan bahwa data mereka tetap aman dan dapat dipulihkan dengan cepat jika terjadi insiden.
Perusahaan yang tidak memiliki strategi backup dan recovery yang baik berisiko mengalami gangguan bisnis yang serius, kehilangan kepercayaan pelanggan, dan bahkan mengalami kerugian finansial yang besar. Oleh karena itu, penerapan prosedur backup dan recovery yang efektif harus menjadi prioritas utama dalam strategi keamanan TI perusahaan. Dengan pendekatan yang sistematis dan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi, perusahaan dapat meminimalkan risiko kehilangan data dan memastikan kelangsungan bisnis yang stabil di era digital yang terus berkembang ini.
Kamu ingin menguasai keterampilan IT sekaligus memahami strategi bisnis? Program Diploma Manajemen Informatika di Universitas Mahakarya Asia memberikan kamu kombinasi keahlian unik yang sangat dibutuhkan saat ini. Dengan kurikulum yang mencakup pengelolaan data, pemrograman aplikasi, dan implementasi sistem informasi untuk mendukung manajemen, kamu akan belajar cara menjembatani dunia teknologi dan kebutuhan bisnis modern.
UNMAHA memastikan pembelajaran berbasis praktik dan proyek nyata, sehingga kamu siap menghadapi tantangan dunia kerja sejak hari pertama lulus. Jadilah pelopor perubahan di dunia teknologi bersama PMB UNMAHA dan buat dampak nyata bagi masa depan!
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma