UNMAHA – Keamanan sistem bukan sekadar memasang firewall atau antivirus. Vulnerability assessment adalah langkah krusial dalam mendeteksi celah keamanan, tetapi banyak yang masih melakukan kesalahan dalam prosesnya. Kesalahan ini bisa menyebabkan sistem tetap rentan meskipun sudah dilakukan pemindaian berkali-kali.
Jika kamu sering menghadapi masalah keamanan siber, bisa jadi ada yang salah dalam vulnerability assessment yang kamu lakukan. Jangan khawatir! Artikel ini akan membahas berbagai kesalahan umum dan bagaimana cara menghindarinya agar sistem kamu tetap aman.
Kesalahan dalam Vulnerability Assessment dan Cara Menghindarinya
1. Tidak Melakukan Pemindaian Secara Berkala
Banyak yang hanya melakukan vulnerability assessment sekali lalu menganggap sistemnya aman selamanya. Padahal, ancaman siber terus berkembang, dan celah keamanan baru bisa muncul kapan saja.
Cara menghindarinya:
Lakukan pemindaian secara berkala, minimal sebulan sekali atau setelah ada pembaruan sistem. Dengan begitu, kamu bisa segera menutup celah sebelum dimanfaatkan oleh hacker.
2. Mengabaikan Aset yang Tidak Terhubung Langsung ke Jaringan
Beberapa tim IT hanya memeriksa perangkat yang aktif di jaringan utama, padahal aset lain seperti perangkat offline atau sistem lama juga bisa menjadi titik lemah.
Cara menghindarinya:
Pastikan semua aset, baik yang terhubung langsung maupun tidak, masuk dalam cakupan assessment. Lakukan audit menyeluruh agar tidak ada celah keamanan yang terlewat.
3. Hanya Mengandalkan Pemindaian Otomatis
Alat pemindaian otomatis memang membantu, tetapi tidak selalu akurat dalam mengidentifikasi risiko. Beberapa celah keamanan memerlukan analisis manual agar bisa ditemukan dan ditangani dengan benar.
Cara menghindarinya:
Gabungkan pemindaian otomatis dengan analisis manual oleh ahli keamanan. Jika belum memiliki tim khusus, kamu bisa belajar lebih dalam tentang cyber security dengan mengikuti sertifikasi Cyber Security Analyst di UNMAHA.
4. Tidak Melakukan Patch Setelah Menemukan Celah Keamanan
Banyak perusahaan yang menemukan celah keamanan tetapi tidak segera menindaklanjutinya. Akibatnya, sistem tetap rentan dan menjadi target empuk bagi hacker.
Cara menghindarinya:
Segera lakukan patching setelah menemukan celah keamanan. Jangan menunda-nunda karena hacker bisa saja memanfaatkan celah tersebut sebelum kamu menutupnya.
5. Tidak Melatih Tim IT dengan Baik
Vulnerability assessment yang efektif membutuhkan tim yang paham tentang risiko dan cara mengatasinya. Jika tim IT tidak memiliki pemahaman yang cukup, kesalahan dalam analisis dan pengambilan tindakan bisa terjadi.
Cara menghindarinya:
Investasikan waktu dan sumber daya untuk pelatihan tim IT. Jika kamu ingin memperdalam pemahaman tentang keamanan siber, pertimbangkan untuk kuliah di Jurusan Teknik Informatika UNMAHA.
6. Tidak Menyiapkan Rencana Mitigasi Serangan
Mengetahui adanya celah keamanan saja tidak cukup. Jika tidak ada rencana mitigasi yang jelas, sistem tetap dalam bahaya saat serangan terjadi.
Cara menghindarinya:
Buat rencana mitigasi yang mencakup langkah-langkah penanganan serangan, komunikasi dengan tim, dan tindakan pencegahan ke depan.
7. Mengabaikan Keamanan Aplikasi Web dan E-commerce
Jika kamu menjalankan bisnis berbasis e-commerce, keamanan aplikasi web menjadi prioritas utama. Celah kecil dalam website bisa menyebabkan kebocoran data pelanggan.
Cara menghindarinya:
Pastikan sistem e-commerce kamu sudah aman dengan mengikuti pelatihan seperti Make the Sale: Google Certified E-Commerce Management. Dengan begitu, kamu bisa mengelola bisnis online dengan lebih aman.
8. Tidak Memonitor Aktivitas Jaringan Secara Real-time
Banyak pelanggaran keamanan terjadi karena kurangnya monitoring terhadap aktivitas jaringan. Jika tidak ada pemantauan real-time, serangan bisa terjadi tanpa terdeteksi.
Cara menghindarinya:
Gunakan alat pemantauan jaringan dan buat sistem peringatan dini agar bisa segera mengambil tindakan saat ada aktivitas mencurigakan.
9. Tidak Mengadopsi Kebijakan Keamanan yang Ketat
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah kurangnya kebijakan keamanan yang jelas dalam perusahaan atau organisasi. Tanpa aturan yang ketat, karyawan bisa saja melakukan tindakan yang membahayakan sistem.
Cara menghindarinya:
Tetapkan kebijakan keamanan siber yang mencakup penggunaan kata sandi kuat, enkripsi data, serta akses terbatas untuk informasi sensitif.
10. Tidak Memanfaatkan Peluang Bisnis di Keamanan Siber
Keamanan siber bukan hanya tentang melindungi sistem, tetapi juga peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan meningkatnya kebutuhan keamanan, banyak perusahaan mencari solusi dan produk yang dapat membantu mereka.
Cara menghindarinya:
Manfaatkan peluang bisnis ini dengan menjadi reseller laptop melalui Adolo. Kamu bisa menjual perangkat berkualitas yang mendukung keamanan siber bagi bisnis dan individu.
Baca Juga: Cara Menggunakan Nessus untuk Vulnerability Assessment
Vulnerability assessment yang baik bukan hanya tentang menemukan celah keamanan, tetapi juga tentang bagaimana kamu menutupnya dengan cepat dan efektif. Hindari kesalahan-kesalahan di atas agar sistem tetap aman dari serangan siber.
Jika kamu tertarik untuk mendalami dunia keamanan siber atau ingin berkarier di bidang ini, segera daftar di PMB UNMAHA. UNMAHA menawarkan program studi Teknik Informatika yang siap membekali kamu dengan keterampilan terbaik di bidang IT.
Punya pertanyaan atau ingin konsultasi lebih lanjut? Hubungi admin UNMAHA di WhatsApp ini. Jangan sampai ketinggalan kesempatan untuk mengembangkan karier dan bisnis di dunia IT!***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma