Cara Memilih Alur Cerita yang Tepat dalam Storytelling

UNMAHA – Dalam storytelling, memilih alur cerita yang tepat adalah langkah awal untuk menciptakan pengalaman yang berkesan bagi audiens. Alur cerita yang dipilih bisa membuat audiens terlibat, penasaran, hingga merasa terinspirasi. Tanpa alur yang jelas dan menarik, cerita kamu bisa kehilangan arah, sehingga pesan yang ingin kamu sampaikan pun tidak tersampaikan dengan baik. Alur cerita yang tepat akan membantu kamu membangun koneksi emosional, menyampaikan ide dengan jelas, dan membuat audiens merasa bahwa cerita yang kamu sajikan relevan bagi mereka.

Namun, menentukan alur cerita yang sesuai bukanlah hal yang mudah. Kamu perlu memahami tujuan cerita, target audiens, serta elemen-elemen penting lainnya agar cerita kamu bisa menyentuh hati mereka. Apakah cerita tersebut ditujukan untuk mengedukasi, menginspirasi, atau sekadar menghibur? Dalam artikel ini, kita akan membahas cara memilih alur cerita yang tepat dalam storytelling agar cerita kamu tidak hanya menarik, tetapi juga berkesan dan efektif.

1. Tentukan Tujuan Cerita

Sebelum mulai menulis cerita, kamu perlu tahu tujuan utama yang ingin dicapai. Apakah kamu ingin memberikan pelajaran hidup, menghibur, atau menginspirasi audiens? Misalnya, jika tujuanmu adalah memberi inspirasi, kamu bisa memilih alur cerita yang menunjukkan perjalanan karakter dari kesulitan menuju kesuksesan. Memahami tujuan ini akan membantu kamu menentukan nada dan arah alur cerita yang paling sesuai.

2. Pahami Siapa Audiens

Kenali siapa yang akan mendengarkan atau membaca ceritamu. Apakah mereka anak muda, orang dewasa, atau mungkin profesional? Mengetahui audiens kamu akan membantu kamu memilih alur dan tema yang lebih relevan bagi mereka. Misalnya, jika kamu menyasar audiens muda, gunakan alur yang dinamis dan tema yang dekat dengan kehidupan mereka. Menyesuaikan cerita dengan audiens akan membuat ceritamu lebih mudah dipahami dan diingat.

3. Gunakan Struktur Alur “Awal, Tengah, Akhir”

Struktur dasar ini paling mudah dipahami dan cocok untuk sebagian besar cerita. Di bagian awal, perkenalkan latar, karakter, dan masalah utama. Bagian tengah, ceritakan konflik atau tantangan yang harus dihadapi karakter, dan di akhir, berikan resolusi atau kesimpulan. Struktur ini membantu audiens untuk mengikuti cerita dengan baik dan memahami pesan dengan jelas.

4. Pertimbangkan Alur Non-Linear untuk Cerita yang Kompleks

Jika kamu ingin membuat cerita yang lebih rumit, pertimbangkan alur non-linear. Alur ini bisa dimulai dari bagian tengah atau akhir cerita, lalu bergerak maju atau mundur dalam waktu. Teknik ini menambah unsur misteri dan bisa menarik perhatian audiens yang suka tantangan. Namun, kamu harus berhati-hati dalam menyusun alur non-linear agar ceritanya tetap jelas dan tidak membingungkan.

5. Buat Konflik yang Menantang

Konflik adalah jantung dari setiap cerita. Konflik yang menarik akan membuat audiens tertarik untuk mengetahui bagaimana karakter menghadapinya. Baik itu konflik internal maupun eksternal, pastikan kamu merancang konflik yang membuat audiens penasaran. Konflik yang kuat akan membuat ceritamu lebih hidup dan memberi kesempatan untuk mengeksplorasi nilai-nilai yang ingin disampaikan.

Baca Juga: Cara Menulis Storytelling untuk Memperkuat Branding

6. Libatkan Emosi untuk Membangun Koneksi

Saat kamu memilih alur cerita, pastikan untuk menyisipkan elemen emosional. Emosi yang kuat, seperti kegembiraan, kesedihan, atau ketegangan, akan membuat audiens merasa terhubung dengan karakter dan cerita kamu. Alur yang mengalir secara emosional memungkinkan audiens merasakan perjalanan karakter dan mendapatkan pengalaman yang mendalam dari cerita yang kamu sampaikan.

7. Uji Coba dan Perbaiki

Setelah selesai menulis cerita, bacalah kembali dengan kritis. Apakah alur cerita sudah cukup kuat? Apakah emosi yang ingin kamu sampaikan terasa mengalir? Cobalah meminta orang lain membaca ceritamu dan berikan umpan balik. Dengan evaluasi ini, kamu bisa memperbaiki dan memperkuat alur cerita sebelum membagikannya kepada audiens.

8. Pastikan Pesan Utama Tidak Hilang

Saat kamu mengevaluasi alur, pastikan pesan utama dari cerita tetap jelas dan tidak tertutupi oleh detail yang berlebihan. Alur yang baik adalah alur yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menyampaikan pesan dengan efektif. Jika pesan utama bisa diterima audiens dengan baik, berarti alur cerita yang kamu pilih sudah tepat.

Menggunakan strategi storytelling yang tepat, terutama dalam memilih alur cerita yang sesuai, akan sangat berpengaruh pada keberhasilan cerita yang kamu buat. Alur cerita yang baik akan membawa audiens dalam perjalanan emosional yang bisa mereka pahami dan nikmati.

Ingin belajar lebih dalam tentang komunikasi dan storytelling? Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) menyediakan program kuliah yang relevan untuk pengembangan diri, termasuk dalam bidang komunikasi. Ayo daftarkan dirimu sekarang di PMB UNMAHA dan mulai perjalananmu menjadi ahli dalam storytelling yang mengesankan.***

 

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *