UNMAHA – Ketika berbicara tentang Jepang, banyak orang langsung terbayang dengan kecanggihan teknologinya, budaya yang kaya, dan tentu saja biaya hidupnya yang sering disebut tinggi. Tapi benarkah biaya hidup di Jepang apakah mahal? Atau sebenarnya kamu bisa mengatur anggaran dengan cerdas agar tetap hemat?
Jika kamu sedang merencanakan studi, bekerja, atau bahkan tinggal di Jepang, pemahaman soal pengeluaran sehari-hari sangat penting. Artikel ini akan membantu kamu melihat gambaran umum biaya hidup di sana, mulai dari tempat tinggal, makan, transportasi, hingga gaya hidup. Jadi, mari kita ulas lebih dalam!
Gambaran Umum Biaya Hidup di Jepang
Sebelum masuk ke rincian angka, penting untuk memahami bahwa biaya hidup di Jepang bisa sangat bervariasi tergantung lokasi. Tokyo, misalnya, dikenal sebagai kota termahal, sementara daerah seperti Fukuoka atau Sapporo cenderung lebih terjangkau.
Namun, di mana pun kamu tinggal, pertanyaan utama tetap sama: biaya hidup di Jepang apakah mahal jika dibandingkan dengan negara lain atau bahkan Indonesia?
Secara umum, memang biaya hidup di Jepang cenderung lebih tinggi. Namun, dengan perencanaan matang dan gaya hidup yang bijak, kamu bisa tetap hidup nyaman tanpa harus boros.
1. Biaya Tempat Tinggal
Tempat tinggal biasanya merupakan pengeluaran terbesar. Di Tokyo, sewa apartemen studio bisa mencapai ¥70.000–¥100.000 per bulan (sekitar Rp7–10 juta), sementara di daerah Rural, kamu bisa mendapatkan harga setengahnya.
Jika kamu tertarik untuk bekerja di bidang manajemen properti atau memahami sistem perencanaan ruang dan hunian, program Sains Informasi Geografi di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) bisa menjadi pilihan studi yang menarik. Di jurusan ini, kamu akan mempelajari pemetaan wilayah, perencanaan tata ruang, dan strategi pengelolaan informasi geografis, yang sangat bermanfaat jika kamu tertarik bekerja atau tinggal di luar negeri seperti Jepang.
2. Biaya Makan dan Minum
Makanan di Jepang cukup variatif harganya. Makan di restoran cepat saji bisa menghabiskan sekitar ¥500–¥800 (sekitar Rp50.000–Rp80.000), sedangkan makan di restoran biasa sekitar ¥1.000–¥2.000. Namun, jika kamu memasak sendiri di rumah dan belanja di pasar tradisional, pengeluaran bisa jauh lebih hemat.
Untuk kamu yang ingin memanfaatkan tren e-commerce dalam menjual produk makanan khas Indonesia di Jepang, e-course Make the Sale: Google Certified E-commerce Management sangat direkomendasikan. Kamu akan belajar cara menjual secara efektif lewat platform digital dan mengelola toko online dengan optimal.
3. Transportasi Sehari-hari
Transportasi publik di Jepang memang terkenal mahal, tapi juga sangat efisien. Tiket kereta di Tokyo untuk perjalanan satu arah biasanya sekitar ¥150–¥300. Namun, ada opsi seperti kartu langganan bulanan yang bisa membantu menekan pengeluaran.
Kalau kamu sedang mencari peluang bisnis, menjadi reseller laptop di ADOLO, klik di sini. Bisa jadi peluang menggiurkan, apalagi bagi kamu yang sering bepergian dan butuh perangkat kerja fleksibel. Banyak ekspatriat dan pelajar di Jepang yang juga membutuhkan perangkat teknologi dengan harga kompetitif.
Baca juga: Apa Itu JLPT dalam Bahasa Jepang, Level dan Biaya Tesnya
4. Gaya Hidup dan Kebutuhan Lain
Gaya hidup di Jepang sangat tergantung pada preferensi pribadi. Misalnya, keanggotaan gym berkisar ¥5.000–¥10.000 per bulan. Kebutuhan internet rumah biasanya ¥3.000–¥5.000. Sementara hiburan seperti menonton bioskop seharga ¥1.800 per tiket.
Bagi kamu yang ingin tetap aktif dan update informasi digital, kursus seperti Foundations of Digital Marketing & E-commerce Google Certified, klik di sini. bisa membantu membekali diri dengan skill yang relevan di era digital saat ini.
Strategi Menghemat Biaya Hidup di Jepang
Setelah melihat rinciannya, kamu mungkin menyimpulkan bahwa biaya hidup di Jepang apakah mahal itu tergantung gaya hidup. Berikut beberapa tips agar kamu bisa berhemat namun tetap nyaman tinggal di Jepang:
1. Pilih Akomodasi di Luar Pusat Kota
Tinggal di area pinggiran seperti Saitama atau Chiba bisa menekan biaya sewa tanpa kehilangan akses ke pusat kota berkat jaringan transportasi yang baik.
2. Manfaatkan Diskon dan Toko Serba 100 Yen
Toko seperti Daiso atau Seria menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau. Banyak pelajar internasional memanfaatkan toko ini untuk memenuhi kebutuhan awal mereka.
3. Masak Sendiri dan Rencanakan Menu
Dengan memasak sendiri, kamu bisa menekan biaya makan secara signifikan. Belanja mingguan di supermarket lokal dan memanfaatkan produk musiman akan membuat anggaran makan lebih efisien.
4. Gunakan Kartu Diskon dan Kartu Pelajar
Kartu pelajar bisa digunakan untuk mendapatkan diskon di berbagai tempat, mulai dari restoran hingga tempat wisata. Selain itu, banyak kartu transportasi juga menawarkan paket hemat untuk pelajar atau pekerja.
Jadi, biaya hidup di Jepang apakah mahal? Jawabannya: bisa iya, bisa juga tidak. Semua tergantung bagaimana kamu mengatur keuangan, memilih tempat tinggal, dan menyesuaikan gaya hidup kamu. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa hidup nyaman bahkan di kota besar seperti Tokyo.
Nah, jika kamu tertarik memperdalam pengetahuan tentang geografi, teknologi informasi, hingga e-commerce—semuanya bisa kamu pelajari di Universitas Mahakarya Asia (UNMAHA) yang memiliki beragam pilihan program studi dan sertifikasi digital. Cek langsung pendaftaran melalui PMB UNMAHA, atau jika ingin info cepat dan santai, hubungi admin lewat WhatsApp. Siapa tahu, langkah awal menuju Jepang justru dimulai dari sini.***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma