UNMAHA – Sebagai mahasiswa yang aktif di organisasi, kamu mungkin sering mendengar istilah demisioner, terutama dalam konteks Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Tapi apa itu demisioner dalam BEM sebenarnya? Sederhananya, demisioner adalah proses serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus baru dalam organisasi. Proses ini biasanya dilakukan saat masa kepengurusan telah selesai dan bertujuan menjaga kesinambungan organisasi.
Demisioner dalam BEM bukan sekadar formalitas. Kegiatan ini menjadi momen refleksi untuk pengurus lama, sekaligus pintu masuk bagi pengurus baru untuk memulai perjalanan mereka. Jika kamu tertarik memahami lebih dalam, simak terus artikel ini untuk tahu makna dan tujuan penting dari demisioner di BEM.
Apa Itu Demisioner dalam BEM?
Demisioner berasal dari kata “demisioner” yang artinya melepaskan atau mengakhiri tugas. Dalam konteks BEM, istilah ini mengacu pada pengurus yang telah menyelesaikan masa jabatannya. Setelah demisioner, pengurus lama resmi menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada pengurus baru melalui sebuah proses yang diatur dalam AD/ART organisasi.
Pada umumnya, acara demisioner dilakukan dalam forum resmi seperti Musyawarah Besar (Mubes) atau Rapat Kerja Akhir (RKA). Ini bukan sekadar acara simbolis, tetapi juga momen penting untuk evaluasi kinerja dan laporan pertanggungjawaban.
Tujuan Demisioner dalam BEM
Ada beberapa tujuan utama yang membuat demisioner menjadi fase penting dalam organisasi BEM:
1. Menjaga Keberlanjutan Organisasi
Demisioner memastikan transisi yang mulus antara pengurus lama dan baru. Pengurus lama memberikan arahan, berbagi pengalaman, dan menyerahkan dokumen penting agar program kerja tetap berjalan lancar.
2. Evaluasi dan Refleksi
Acara ini menjadi momen evaluasi bagi pengurus lama untuk menilai capaian mereka. Refleksi ini tidak hanya berguna untuk organisasi tetapi juga untuk pengembangan pribadi.
3. Regenerasi Kepemimpinan
Demisioner mempersiapkan pengurus baru untuk melanjutkan perjuangan. Proses ini mengajarkan kepemimpinan, manajemen waktu, dan kolaborasi yang penting di dunia kerja nanti.
4. Pengakuan dan Apresiasi
Selain formalitas, demisioner juga menjadi momen penghargaan bagi pengurus lama atas dedikasi dan kerja keras mereka selama setahun.
Baca Juga: Perbedaan BEM dan DPM, Pengertian dan Fungsi Masing-masing
Proses Demisioner dalam BEM
Setiap organisasi punya cara masing-masing dalam melaksanakan demisioner, tetapi biasanya proses ini terdiri dari beberapa tahap:
- Rapat Pertanggungjawaban (LPJ): Pengurus lama mempresentasikan laporan kinerja kepada anggota organisasi.
- Evaluasi: Diskusi untuk menilai keberhasilan program kerja dan tantangan yang dihadapi.
- Pelantikan Pengurus Baru: Momen serah terima jabatan secara resmi dari pengurus lama ke pengurus baru.
- Acara Simbolis: Penutupan yang biasanya disertai kegiatan seperti pemotongan tumpeng atau penyematan pin organisasi.
Mengapa Demisioner Penting untuk Mahasiswa?
Kalau kamu berencana bergabung di BEM, memahami proses demisioner akan memberimu gambaran soal tanggung jawab besar yang harus diemban. Selain itu, berpartisipasi di momen seperti ini juga melatih kamu menjadi individu yang lebih siap menghadapi dunia kerja.
Pengalaman sebagai demisioner juga menambah portofolio kepemimpinan kamu. Ini sangat berguna ketika kamu melamar pekerjaan di masa depan. Perusahaan sering kali mencari individu yang punya pengalaman organisasi, dan status demisioner membuktikan bahwa kamu mampu menjalankan tanggung jawab sampai tuntas.
Demisioner dalam BEM bukan sekadar formalitas, melainkan proses penting yang memastikan keberlanjutan organisasi, akuntabilitas program kerja, dan regenerasi kepemimpinan. Dengan memahami makna dan tujuan demisioner, kamu akan lebih siap berkontribusi dalam organisasi mahasiswa.
Jadi, kalau kamu ingin menjadi bagian dari perubahan dan punya pengalaman yang akan membentuk masa depanmu, bergabunglah di Universitas Mahakarya Asia. Klik PMB UNMAHA untuk mulai perjalanan kamu sekarang juga!***
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma